Yuna dan Redo sama-sama terdiam di dalam mobil. Yuna hanya bisa melihat ke arah jendela dan Redo fokus menyetir."Na, lo bisa bantu gue nggak?" Pertanyaan Redo memecah keheningan.
Yuna menoleh ke arah Redo "Apa?"
"Gue nggak ngerti sama materi matematika yang kemarin di jelasin"
Yuna mengangguk pelan "Terus?"
"Ya ya lo bisa nggak ngajarin gue?"
"Kapan?"
"Hari ini"
Yuna melihat jam di ponselnya. Terlihat pukul 5 sore. Gimana menolaknya? Yuna ingin membantu Redo untuk membalas kejadian tadi tapi Yuna takut jika Revi dan Kila menunggu.
"Lo nggak mau bantu gue yah, Na?" Tanya pelan Redo.
Itu membuat jiwa keprihatinan nya meronta-ronta. Akhirnya Yuna menggangguk mengiyakan "Aku mau"
"Mau apa? Mau jadi pacar gue?" Pertanyaan Redo selalu ngaco dan selalu membuat Yuna merasakan sesuatu yang aneh dalam benaknya.
"Mau jadi pacar gue atau ngajarin gue matematika?" Tanya Redo sekali lagi dengan senyuman tengilnya.
"Yaudah kalo gitu. Aku nggak mau ngajarin" terlihat Yuna merajuk.
Redo lantas tertawa kecil melihat wajah Yuna yang lucu "Hahaha becanda kali, Na. Tapi, serius juga nggak pa-pa. Ke rumah gue yah sekarang atau mau langsung ke KUA?"
Yuna repleks memukul lengan Redo, itu hanya repleks guys. Redo tertawa lagi.
"Hahaha sakit, Na" keluh Redo dengan tetap tertawa.
"Gitu aja sakit" gumam Yuna.
"Sakitnya berubah jadi getaran di hati"
"Mulai deh" Yuna memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Lo lucu banget sih"
Baru saja Yuna ingin menjawab tapi keburu Redo melanjutkan kalimatnya.
"Tasnya hahaha" lanjut Redo.
"Do, kalo kamu becanda mulu. Aku nggak akan ngajarin kamu" ancam Yuna dengan tegas. Pasalnya, Redo selalu saja menunjukan aksinya yang receh. Membuat Yuna tidak nyaman dan risih tapii...
"Iya iya, gue bakalan diem"
Tibalah mereka di rumah Redo. Yuna turun dari mobil dan menatap rumah mewah Redo.
"Ayo, Na" ajak Redo dengan berjalan ke depan pintu masuk.
"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH" teriak Redo sambil mengetuk-ngetuk pintu. Padahal ada bel rumah disana. Tapi, ini lah kebiasaan yang tidak dapat di rumah.
"BUNDAAA AYAH, REDO DATANG" Dari pada Redo menunggu lama di depan. Akhirnya, Redo membuka pintunya sendiri dan alangkah terkejutnya Redo saat melihat Maya sedang menatapnya.
"Dari mana kamu?" Tanya Maya datar.
Redo menggaruk tengkuknya "Da..dari toko"
"Toko kue? Atau toko material?"
"Ya toko buku, Bun" jawab Redo.
"Muka kamu kenapa? Ko bisa lebam kayak gini?" Tanya Maya sambil mengusap pipi lebam Redo.
"Sakit, Bun. Redo tadi nggak sengaja di tonjok sama orang" jawab Redo beralasan.
"Kayaknya orang itu balas dendam deh sampe buat kamu kayak gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...