Happy reading guys!!!
"Tunggu-tunggu. Ini maksudnya gimana sih?" Redo mulai bingung.
"Iya, maksud Dita pelakunya apa? Dita orangnya baik" lanjut Yuna.
"Terkadang, orang jahat lebih baik" sahut Sakri.
"Dita, lo jujur aja sama kita. Apa lo yang ngelakuin ini semua?" Nais menatap tajam ke arah Dita.
Posisi Dita saat ini terpojokkan. Tidak ada waktu untuk membuat alasan. Alasan yang sudah di rancang sebelumnya pun pudar akibat tatapan mereka yang seolah membunuhnya.
"IYA! GUE PELAKUNYA!"
Mereka ingin sekali tuli. Tidak mau mendengar pengakuan dari Dita. Terdengar mustahil jika Dita yang melakukan ini semua. Sakri pun diam membisu, badannya lemas.
Wajah Dita merah padam, matanya berlinang air mata, tangannya mengepal kuat dan menatap tajam ke arah Yuna.
Yuna tidak percaya dengan pengakuan Dita. Mana mungkin sahabatnya sendiri berbuat kejahatan. Yuna menggeleng pelan.
"Gue harap, gue salah denger" kata Sakri lemas.
"Nggak. Kalian nggak salah denger. Tadi kalian pengen aku ngaku, jadi sekarang aku akui, aku yang melakukan semua ini. Dari mulai menculik Yui, membuat dia ketakutan, sampai menusukkannya" Dita terlihat tersenyum puas bak psikopat.
Nais dan Salma sama-sama menunduk. Tidak mau melihat kejadian ini. Air mata Yuna lolos, bibirnya bergetar hebat setelah mengetahui semuanya. Redo memeluk Yuna berusaha menenangkannya. Jika Dita bukan perempuan, Redo akan melemparnya dari sini.
Tangan Sakri berada di pundak Dita, Sakri menatap lekat mata Dita. Seolah tidak ingin jika Dita pelakunya. Mata Dita terlihat kosong apalagi saat Sakri menggoyangkan bahunya.
"Dita, jawab pertanyaan aku, apa kamu melakukan semua ini dengan sadar?" Ucapan Sakri berusaha untuk tenang.
Tidak ada jawaban apapun dari mulut Dita.
"Ta, aku mohon jawab aku"
Dita tetap terdiam membisu
"Dita! Jawab aku!!"
"IYA AKU MELAKUKAN SEMUA INI DENGAN SADAR. Aku benci Yui, dia mendapatkan segalanya. Dia mendapatkan kasih sayang dari kalian. Sedangkan aku? Aku nggak" jawaban Dita membuat Sakri merasa bingung.
"Maksud kamu apa? Aku, kita semua sayang sama kamu. Kita baik sama kamu, aku nggak pernah marah-marah sama kamu. Mereka nggak pernah bentak kamu. Dimana omongan kamu yang bener? Alasan kamu semuanya nggak masuk akal, Ta"
"Iya, Ta. Kamu itu sahabat aku" ucap Yuna.
Dita tersenyum kecut "Kamu anggap aku sahabat tapi aku anggap kamu musuh"
"Jaga bicara lo, Ta" umpat Salma.
"Diem lo! Lo baru disini. Jangan ikut campur"
"Dia berhak bela Yuna. Lo yang seharusnya jangan jahat sama orang" bela Nais sambil menunjuk wajah Dita.
Redo hanya terdiam, bukan waktunya untuk berbicara. Sakri tidak terima jika Nais kasar terharap kekasihnya itu. Walaupun Dita melakukannya tetapi Sakri tetap menyayanginya.
"Jaga jari lo itu. Dia pacar gue"
"Lah kenapa lo belain dia yang jelas-jelas buat Yuna kayak gini?" Nais menghadap Sakri seperti kepada musuh. Tidak sama seperti dulu, kini mereka sama-sama membela kekasihnya.
"Walaupun dia pelakunya. Gue nggak akan diem kalau lo nggak sopan sama dia" Sakri menatap sengit.
"Udah jangan ribut, kita udah tahu pelakunya siapa" celetuk Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...