19. DO.NA

2.8K 283 11
                                    


Yuna datang dengan perasaan yang bahagia dalam hatinya. Alasannya karena mendapatkan hadiah dari Redo semalam. Yuna belum membaca novel itu tapi, itu novel yang termasuk best seller.

Yuna tengah berada di kantin bersama Dita. Dita selalu saja berbicara tanpa henti di hadapan Yuna. Yuna di traktir makan oleh Dita karena dirinya merasa senang karena telah berkenalan dengan Sakri. Uwuuu.

Kondisi hujan saat di sekolah cocok dengan memakan bakso Babeh yang wenak.

"Yui, kamu tahu kan?" Tanya Dita menggantung.

"Tau apa?" Yuna menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Kondisi rambutnya di kepang samping dengan jepitan rambut berwarna biru di bagian kanan rambutnya.

"Aku kenalan sama Sakri yang ganteng"

Sontak saja Yuna langsung tersedak makanan. Untung saja, bakso itu tidak dia telan langsung. Baru kuahnya saja.

Yuna terkejut karena Dita adalah perempuan yang terang-terangan terhadap laki-laki.

"Sakir?" Tanya Yuna pelan.

Dita mengangguk antusias sambil tersenyum "Iya, dia tuh lucu, imut, humoris lagi" puji Dita.

Yuna hanya bisa mengangguk-angguk pelan tanpa bersuara.

"Sakir tuh beda dari cowo yang lain. Menurutku dia cowo yang baik, nggak nakal. Tapi, kalo nakal juga nggak pa-pa, maklum orang ganteng" pujinya terus.

"Kamu emang pernah jatuh cinta?" Yuna sangat hati-hati saat bertanya soal cinta pada Dita.

"Cinta? Baru pertama ini. Cinta sama Sakir. Mmm lucuu" Dita memang tipikal orang yang cerewet. Beda dengan Yuna.

"Owh"

Brak!!

Gebrakan itu membuat Yuna dan Dita terkejut. Betapa tidak, sampai-sampai membuat minuman meloncat. Untung saja, baksonya nggak loncat ke empang. Kan bahaya:v

Wajah Dita langsung bahagia saat tahu jika Sakri duduk di hadapannya.

Redo dan Nais duduk di samping Sakri yang membuat Yuna tengok kanan kiri takut Kila dan sejoli nya ada.

"Hai Dita yang cantiiik" goda Nais dengan menaik-turunkan kedua alisnya.

"Lah, ko lo tau namanya Dita?" Sakri merasa heran dengan Nais kenapa bisa tahu.

"Ya anak sd, anak yang baru lahir bahkan bayi dalam kandungan pasti bakal tahu kalo liat name tag di bajunya" jawab Nais sambil menggaruk kepalanya kesal.

"Gue terheran-heran sama ucapan lo, emang bayi di perut bisa baca?"

"Ya bisa lah. Jika allah mengizinkan" Nais bersikap sombong atas jawabannya itu.

Redo tersenyum saat Yuna tengah makan bakso dengan lahap. Berbeda dengan Dita, Redo melihat Dita tidak lepas pandangan dari Sakri.

"Kamu ganteng banget sih" puji Dita tanpa sadar mengucapkannya.

"Makasih, Dita. Ahaha gue jadi malu deh" sambar Nais dengan mengumpat di balik badan Sakri.

Dita akhirnya sadar dan berusaha mengelak "Ih mulut aku keceplosan" Dita memukul mulutnya sendiri karena telah ember.

"Lo suka sama Nais?" Tanya Redo pada Dita membuat Yuna menoleh padanya.

"Ih nggak" Dita buru-buru menjawab.

"Terus lo sukanya sama siapa" tanya Nais kecewa.

"Sama Sakir" lagi-lagi Dita keceplosan di hadapan mereka.

DO.NA [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang