Kila terus saja mengejar Ervian saat jam pulang. Wiesda dan Imel pun mencari jalan untuk menghalangi Ervian pulang sebelum berjanji agar tidak memberitahukan kepada Yuna, apalagi Redo."Oppa! Jangan dulu pulang" Kila sedikit berlari karena langkah Ervian cukup lebar.
Ervian menatap datar ke depan dengan mendapati tatapan para siswa lainnya.
"Ervian! Tunggu dulu"
"Oppa! Gue mau ngomong sama lo!"
"Woy, berhenti dulu!"
Langkah Ervian terhenti saat berada tepat di depan mobilnya. Nafas Kila memburu tidak kuasa menahan rasa lelahnya.
Kila menetralkan nafasnya seraya berusaha untuk mengatakan sesuatu "Oh pah, gueh bisa jelasinhh"
Ervian menoleh ke belakang melihat Kila sambil membenarkan posisi tasnya.
"Lo ngapain?" Tanya Ervian dingin.
Kila mengerjapkan matanya berkali-kali karena pertanyaan Ervian. Sudah jelas dari tadi Kila memanggilnya keras seraya memohon untuk berhenti.
"Gue mau ke rumah sakit" lanjut Ervian.
Mata Kila sontak saja melotot mendengar kata rumah sakit. Kila menggeleng cepat, dirinya meraih tangan Ervian tanpa permisi.
"Gue mohon, lo jangan laporin gue" lirih Kila.
Imel dan Wiesda tiba-tiba saja datang dengan wajah merah akibat lari-larian.
"Kilaah, gue nggak akanh di laporinh kanh?" Tanya Imel bersusah payah untuk bertanya.
"Gue nggak mau di keluarin dari sekolah. Lo tau kan sikap bonyok gue? Bisa-bisa gue di rebus" kata Wiesda berlebihan.
Kila menatap wajah Ervian memelas berharap dikasihani "Oppa! please jangan laporin kita. Gue kesel sama Yuna karena di udah ngerebut lo dan Redo"
Sontak saja Ervian melepaskan pegangan Kila dengan kasar.
Mereka terkejut dengan perlakuan Ervian.
"Gue nggak suka di suruh apalagi diatur" tandas Ervian dingin lalu berjalan masuk ke dalam mobil.
Kila memejamkan matanya seraya mengepalkan tangannya menyalurkan semua kekesalannya. Imel dan Wiesda mengetuk-ngetuk pintu mobil agar Ervian keluar.
"Ervian, gue mohon jangan laporin gue. Gue cuma ngikutin perintah Kila. Sumpah, nggak boong" ucap Wiesda terus mengetuk jendela mobil.
"Gue nggak mau keluar dari sekolah CISVIK. Disini banyak cogan, termasuk lo" kata Imel.
Kila menghampiri mereka agar menghindar dari mobil. Ervian hanya terdiam ingin menancap gas.
"Kalian apa-apaan sih! Masa gue yang salah sendiri?" Tanya Kila kesal.
"Ya abisnya gue takut kalo di keluarin. Secara oppa lo itu anak kepsek" jawab Imel.
"Iya bener. Dia tinggal minta langsung di turutin. Gue takut" sahut Wiesda.
Mobil Ervian melenggang pergi meninggalkan ketiga mak lampir yang tengah bernasib buruk.
"Gue jamin kalian nggak akan di keluarin. Gue bakalan buat Ervian tutup mulut" Kila berdecak pinggang menatap mobil Ervian yang menjauh sampai hilang dari pandangan.
----
Sakri, Dita, dan Nais pergi menjenguk Yuna ke rumah sakit. Mereka membawa parsel buah yang Sakri beli sebelum kesana.
Nais membaca ruangan rawat "Ruang 3 Mawar. Nah ini"
Dita dan Nais mengangguk langsung menerobos masuk. Mereka terkejut saat melihat pasien yang ternyata bukan Yuna. Mereka terdiam melihat ada yang tiba-tiba masuk tanpa permisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Fiksi RemajaCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...