Redo menatap langit-langit kamar sambil tersenyum entah karena apa. Membayangkan setiap kejadian dengannya.
Tring
Notifikasi itu membuat Redo tersadar jika dirinya sudah gila sejenak. Redo mengambil ponselnya lalu membukanya.
Orang Ganteng Tiga Dimensi
Sakri : WOY! BESOK JOGING KUY!
Nais : Jemput gue
Sakri : Iya, nanti gue panasin helikopter dulu buat jemput lo.
Nais : Sejak kapan lo punya helikopter?
Sakri : Barusan. Ada kapal selam juga nih
Nais : Yaudah deh, gue nyuci kapal Ferry dulu
Sakri : BACOT! MANA SIH SI REDO?!
Redo tertawa dan bangun dari posisi tidurnya. Redo berjalan ke balkon kamar untuk menghirup udara segar di malam hari. Redo menatap langit dengan hiasan bintang dan bulan bersinar terang.
Gue di bumi. Besok otw jam berapa?
Sakri : Jam 7 aja
Nais : Selesai joging, kita makan bubur deket pasar yah. Udah lama gue kagak nengok pasar.
Sakri : Lo yang bayarin
Nais : Ogah! Seharusnya yang bayarin itu orang yang kaya dan konglomerat macem lo lo pada
Biar gue yang bayarin. Mumpung gue lagi bahagia
Sakri : Wagilaaameen. Berkat kita, Redo bahagia
Nais : Nah bener. Karena kita berhasil membuat otaknya menampung kegoblokan kita.
Sakri : Tidak bisa seperti itu pais pasung. Gue nggak ngerasa goblok, sorry.
Nais : Sorry Sorry lo ah! Makan sama ikan asin juga.
Author : Ikan asin juga enak kaliiii bang😏
---
Byur
Sontak saja Yuna terbangun dan terkejut saat guyuran air membasahi bajunya.
Dengan cepat Yuna berdiri walaupun nyawanya belum terkumpul semua. Revi dan Kila tengah tersenyum sadis. Revi yang membawa ember dengan isian air yang di tumpahkan pada tubuh Yuna merasa bahagia.
Berdecak pinggang dengan tatapan tajam membuat Yuna menunduk sambil mengusap tangannya merasa kedinginan karena sudah di guyur di pagi hari.
"Sana beli sayuran di pasar!" titah Revi sambil melemparkan uang seratus ribu ke Yuna.
Yuna dengan sigap menangkap uang itu "S..sekarang Mah?" Tanya Yuna terbata-bata.
"Tahun depan!! Ya sekarang lah! Beli ikan, ayam, sayuran, sisanya beliin bumbu dapur"
"Emang pedagang sayur keliling nggak ada?" Tanya Yuna dengan hati-hati.
"Udah deh lo, jangan banyak tanya. Udah sana pergi!" Kila menarik tangan Yuna dan sedikit melemparnya.
Untung saja, Yuna bisa mengimbangi tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Awas kalo lo main. Apalagi, lo manfaatin buat deketin Redo. Gue nggak akan maafin lo dan gue bakalan celakain lo!" Ancam Kila dengan menepuk-nepuk tangannya bekas memegang tangan Yuna.
Revi melangkah mendekati Yuna menatap tajam matanya "Awas kalo kamu buat Kila sedih. Saya nggak akan segan-segan buat perhitungan lebih sama kamu" ancam Revi dengan nada penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Novela JuvenilCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...