Yuna dan Redo tengah berada di sebuah toko buku yang luas. Yuna begitu bahagia saat ada banyak sekali buku-buku.Kebahagiaan juga terpancar dari wajah Redo karena melihat Yuna tersenyum. Redo memilih buku yang cocok untuk Yuna. Bahkan, mungkin Yuna akan sangat menyukainya.
Redo berjalan menuju Yuna "Na"
"Hm?"
"Lo udah pilih bukunya?" Tanya Redo dengan melihat-lihat buku di depannya dengan tangan kanan karena tangan kirinya dia sembunyikan di belakang.
"Belum. Buku yang aku mau nggak ada disini" jawab Yuna dengan menampilkan wajah sedihnya.
"Oh gitu"
"Iya. Kamu mau beli buku apa emang? Matematika?"
"Bukan"
"Terus?"
"Gue mau nganter lo doang" jawaban Redo membuat Yuna mengerutkan keningnya.
"Gue pengen jalan sama lo. Lagian kan gue nggak pernah jalan sama perempuan berdua. Lo termasuk perempuan beruntung di dunia" lanjutnya dengan sedikit sombong.
"Jadi aku perempuan pertama yang jalan sama Redo?" Yuna bertanya pada dirinya sendiri dalam hati.
"Woy!" Bentakan Redo membuat Yuna terkejut dan tersadar jika dirinya tengah melamun.
"Kenapa? Lo pasti ngelamunin gue yah?" Goda Redo dengan menyipitkan matanya.
Pipi Yuna bersemu merah, dengan cepat Yuna pergi dari hadapan Redo. Redo tertawa kecil lalu mengejarnya.
"Na, tungguin gue dong"
Yuna tetap berjalan seperti menghiraukannya.
Redo memperlihatkan buku novel tepat di mata Yuna. Langkah Yuna berhenti saat melihat judul novel tersebut.
Wajah Yuna bahagia, lalu Yuna menoleh ke belakang melihat Redo yang kini tengah tersenyum.
"Lo suka novel ini?"
Yuna mengangguk antusias karena novel itu adalah buruannya. Perasaan tadi Yuna mencari tidak ada. Tapi, kenapa Redo melihatnya? Bahkan memperhatikan pada Yuna.
"Lo mau?"
"Iya" baru saja Yuna ingin mengambilnya dari tangan Redo. Tapi, Redo malah mengangkat buku itu sehingga tidak bisa Yuna ambil.
"Ambil kalo bisa" ejek Redo dengan wajah tengilnya.
Yuna berusaha meraih novel itu dengan lompatan kecil. Nihil, tidak bisa sama sekali. Bukannya karena Yuna pendek. Tapi, Redo yang terlalu tinggi.
"Bisa nggak? Ayo dong usaha" ucap Redo dengan melihat wajah Yuna yang sangat dekat dengannya. Betapa bahagianya Redo saat di dekat Yuna. Ingin rasanya Redo memancing ikan di kuburan. Eh salah.
"Aku nggak bisa. Kamu terlalu tinggi" sahut Yuna dengan membenarkan kacamatanya.
"Bukan gue yang terlalu tinggi tapi, lo yang terlalu pendek" ejek Redo.
Yuna mendongkakan kepalanya menatap Redo yang tengah menatapnya. Ini merupakan kesempatan emas baginya. Dengan satu lompatan akhirnya Yuna berhasil meraih novel itu dari tangan Redo.
Namun, ada sesuatu hal yang membuat suasana menjadi uwuuuu. Yaitu, Yuna tidak sengaja terpeleset. Dan untungnya dengan cepat, Redo menangkap tubuh Yuna.
Yuna memejamkan matanya karena takut terjatuh sambil memegang erat novel itu. Kini, mereka seolah sedang bermain sinetron cinta. Redo tersenyum saat melihat wajah Yuna yang terlihat ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...