Malam hari sekitar pukul 8:00 Yuna meminta agar Redo mengajaknya ke taman rumah sakit. Yuna ingin keluar melihat suasana malam. Dirinya bosan berada di ruangan seperti ini terus.Yuna belum di beri tahu soal kejadian tadi. Yuna masih tidak percaya dengan kelakuan Dita kepadanya. Dari tadi Redo ingin memberitahukan semuanya kepada Yuna tetapi Yuna memilih untuk tidak mendengarkannya karena kesal. Kesal karena Redo melarangnya untuk pergi ke taman.
Yuna membelakangi Redo dengan berpura-pura tidur. Ingin sekali Redo tertawa dengan tingkah laku Yuna yang terlihat manja.
Redo tersenyum simpul sembari mengusap rambut Yuna "Aku tahu kamu belum tidur"
"Aku udah tidur" sahut Yuna cuek.
"Kalau tidur kenapa jawab perkataan aku? Kamu ngambek?"
"Nggak"
"Yaudah aku akan turuti kemauan kamu asal kamu balik badan. Liat aku"
"Bohong"
"Beneran, Na"
Yuna membalikkan badannya menghadap Redo yang kini tengah tersenyum jahil. Yuna menautkan kedua alisnya.
"Kenapa? Yaudah aku marah lagi" baru saja Yuna ingin berbalik lagi tetapi tangan Redo menahannya.
"Iya iya maafin aku. Di luar dingin, Na. Kamu belum pulih. Perut kamu masih sakit. Aku nggak mau kamu kenapa-napa. Lagian, kamu mau liat apa di taman? Di sana sepi" ucap Redo dengan lembut.
"Aku bosen, Do. Tiap hari disini terus" rengek Yuna.
"Dih manja banget" goda Redo.
"Ish apaan sih!"
Redo terkekeh geli melihat Yuna mengerucutkan bibirnya.
"Berarti kamu bosen sama aku?" Tanya Redo yang membuat Yuna terkejut.
"Mana mungkin aku bosen sama kamu. Kamu kan pacar aku. Do, ayo dong ke luar. Aku janji cuma sebentar. Aku pengen liat bintang, ngerasain sejuknya angin. Yah yah yah"
Mendengar perkataan Yuna akhirnya Redo luluh juga. Redo tidak kuasa melihat wajah Yuna yang sudah memelas agar permintaannya di wujudkan.
"Iya iya"
"Yey! Makasih"
"Tunggu disini. Aku ngambil kursi roda dulu"
Yuna terlihat antusias dan selalu menebarkan senyumannya kepada Redo. Yuna terlihat aneh hari ini. Redo harap Yuna tidak kesambet setan Salma. Ups!
Redo membantu Yuna untuk duduk di kursi roda. Wajah mereka berdekatan, Yuna tersenyum saat Redo membisikkan kata-kata romantis.
"Aku bahagia bisa memiliki kamu"
"Gombal"
"Ayo kita ke taman"
"Hm"
Di sepanjang lorong rumah sakit mereka menjadi pusat perhatian. Apalagi penampilan Redo selalu memikat hati wanita. Dengan kaos putih polos dan jeans hitam membuatnya lebih uwoooooo!
Apalagi sikap Redo kepada Yuna sangatlah manis. Redo sesekali mengusap tangan Yuna dengan lembut. Setibanya di taman yang terlihat sepi. Hanya ada mereka berdua. Redo jongkok di hadapan Yuna. Tangan Redo menyentuh anak rambut Yuna lalu menyelipkannya ke belakang telinga.
"Kenapa aku nggak mau jauh-jauh dari kamu? Aku rasa kamu harus tanggung jawab. Kamu udah buat hati aku terpikat" kata-kata Redo sangatlah manis sampai-sampai membuat pipi Yuna merah merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...