Langit sudah gelap, kini Redo tengah mengantarkan Yuna untuk pulang. Dita dan kedua upil itu pun mengikuti Redo.Yuna merasakan kebahagiaan saat tangannya di genggam oleh Redo. Dalam kondisi seperti ini pun, Redo senantiasa tidak melepas genggaman.
Redo tidak henti-hentinya tersenyum di sepanjang jalan karena kini statusnya tidak jomblo lagi. Alias sudah berpacaran dengan perempuan yang sangat dia cintai.
"Do, kamu fokus aja nyetirnya"
"Gue, eh aku seneng tau hari ini" kini, gaya bicaranya pun sudah berbeda. Dulu 'Lo gue' dan sekarang 'aku kamu'
"Kalo kamu tadi nolak aku, aku nggak akan sebahagia ini. Aku bakalan sedih dan malu sama kamu" lanjutnya sesekali melirik Yuna.
"Ya udah kalo gitu aku tolak kamu aja"
"Hah?!"
"Tapi boong hahaha" Yuna memposisikan badannya ke samping sambil tertawa melihat raut wajah Redo yang nampak kesal.
Yuna membenarkan kacamatanya lalu menatap Redo "Aku berubah karena kamu, Do. Kamu adalah orang yang pertama nerima aku dan keramahan kamu yang buat aku nyaman"
Tidak terasa mereka sudah berada di depan rumah Yuna. Redo membalas tatapan Yuna sambil mengusap tangan Yuna lembut.
"Kita udah pacaran dan aku janji, aku akan kasih kamu beribu-ribu kebahagiaan. Kamu tahu kan gimana bahagianya Bunda sama Ayah aku di rumah. Kalo mereka tahu kita pacaran beneran. Pasti mereka heboh"
Di satu sisi, kedua upil itu penasaran dengan apa yang mereka lakukan di dalam mobil. Padahal ini sudah sampai depan rumah Yuna. Akan tetapi, kenapa belum keluar dari mobil.
Mereka menatap tajam "Nais, lo tau mereka lagi ngapain?" Tanya Sakri dengan segala pemikirannya.
"Nggak, mereka kan udah pacaran. Nah, masalahnya adalah hal apa yang buat mereka lama banget turunnya. Gue kan jadi curiga" mulut Nais mulai seperti akun gosip, nyinyir dan julid.
"Bukan lo aja yang curiga. Gue juga"
Dita yang duduk di samping Sakri hanya terdiam. Nais yang berada di belakang mendekat ke telinga Sakri untuk membisikan sesuatu yang tidak boleh Dita ketahui.
"Gue curiga mereka lagi ngelakuin itu" bisik Nais yang lumayan kencang. Et dah bang, itu bukan berbisik, tapi pengumuman.
"Jangan buat gue ambigu deh. Masalahnya ada dua hal yang gue pikirin di otak gue nih"
"Kalian ngomongin apa sih?" Tanya Dita membuat mereka langsung cengengesan.
"Nggak, Dita. Ayo turun" Sakri membuka pintu mobil dan ikuti oleh mereka.
Yuna dan Redo pun keluar dan Yuna berjalan ke arah pintu rumahnya. Betapa terkejutnya Yuna saat melihat semua barang-barang pribadinya berserakan. Satu koper dan berbagai jenis tas tergeletak di lantai.
Yuna kaget dengan apa yang dia lihat sekarang, Redo menatap Yuna seolah mempertanyakan semuanya.
Pintu rumah terbuka dan menampilkan sosok Revi dan Kila tengah berdiri dengan menyilangkan tangannya di dada.
"Darimana kamu?" Tanya Revi dingin.
Kila menatap tajam menindas Yuna, Redo menggenggam tangan Yuna dan menyuruhnya untuk berada di belakang. Biar Redo yang menjelaskan semuanya.
"Maaf tante, jangan nyalahin Yuna, saya yang udah ngajak Yuna main" jawab Redo.
Dita dan kedua upil melotot saat kondisi seperti ini. Dita dengan polos nya malah membereskan semua barang-barang dan menyuruh Sakri dan Nais yang memegangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
JugendliteraturCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...