38. DO.NA

2.8K 276 20
                                    


Redo menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Terdengar hembusan nafas beratnya oleh Yuna. Yuna menoleh ke arahnya. Sedari tadi tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya terdengar hembusan nafas dan saling menikmati keheningan.

"Kenapa? Ada yang salah? Kenapa dari tadi kamu nggak bicara?" Pertanyaan pertama muncul dari mulut Redo. Sepanjang jalan, dirinya melihat ekspresi Yuna yang datar seolah tidak mau berbicara.

"Biasanya kamu yang mulai" jawab Yuna sembari menampilkan ekspresi biasa.

"Kamu marah sama aku?"

Yuna terdiam.

"Kamu marah gara-gara kejadian di perpustakaan? Terus sekarang kamu diemin aku kayak gini?"

Yuna memejamkan matanya lalu menatap mata Redo "Aku nggak marah sama kamu. Aku cuma nggak mau kamu ribut gara-gara hal sepele kayak tadi"

"Maksudnya aku yang salah?"

Yuna menggeleng cepat "Nggak, Do. Aku nggak salahin kamu. Ini salah kita berdua yang udah melanggar aturan di perpustakaan"

"Ini bukan masalah aturan atau melanggar, Na. Ini masalah perasaan, aku takut kalo dia rebut kamu dari aku"

"Hah?" Yuna lalu tertawa kaku karena pernyataan Redo seperti itu.

"Do, kamu mikir terlalu jauh. Mana mungkin aku bisa jatuh ke pelukan laki-laki lain. Kamu aneh deh belakang ini. Kamu cemburu lagi?" lanjutnya.

"Kamu bisa liat tingkah si Kusuma itu? Sikap dia ke kamu sama perempuan lain beda. Dia pengen deketin kamu lebih jauh lagi dan-" Redo tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

Redo memukul pelan stir mobil lalu mengusap wajahnya. Yuna melihat kekhawatiran yang tengah Redo alami.

"Aku juga takut kehilangan kamu, Do" ucap Yuna membuat Redo melihatnya.

Yuna memalingkan wajahnya ke jendela "Selama ini kamu udah berhasil buat aku berubah. Dari mulai sifat dan penampilan. Kamu dan keluarga kamu baik, mana mungkin aku bisa melepas kamu gitu aja. Aku juga takut sama kayak perasaan kamu sekarang"

Perlahan tangan Redo menyentuh tangan Yuna merasa tersentuh dengan ucapannya. Yuna menoleh lalu tersenyum seraya membalas sentuhan di tangan Redo.

"Jodoh udah ada yang ngatur. Kalo kamu laki-laki yang Tuhan berikan untuk aku, aku pasti bahagia. Tapi, kalo kamu bukan jodoh aku, aku akan tetap meminta kamu untuk bersanding dengan aku" ucap Yuna.

Redo tersenyum "Itu namanya pemaksaan dong?"

"Emang kamu nggak mau kalo aku jodoh kamu?"

"Ya mau lah. Mana ada laki-laki yang nggak mau berdampingan sama kamu"

"Masa?"

"Iya"

"Oh yah?"

"Hm"

Mereka sama-sama tertawa karena tingkah mereka kali ini. Mereka kembali terdiam. Kali ini tidak ada yang perlu di takutkan karena mereka sudah mengatakan ketakutannya tentang perasaan. Mereka yakin dengan kuasa Tuhan. Yang jelas, setiap orang pasti mempunyai pasangannya masing-masing. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Hanya, bagaimana kita mendapatkannya dan berjuang bersama. Jodoh tidak akan muncul atau datang jika tidak di cari. Untuk itu, jangan duduk diam, rebahan di rumah, karena jodoh tidak akan datang broo!! Ayo cari jodoh:v

"Suatu saat nanti kamu akan tahu arti perjuangan yang sesungguhnya, Do. Tuhan pasti tahu apa yang terbaik untuk kita. Jadi, kamu nggak perlu khawatir soal hubungan kita. Aku akan selalu ada di samping kamu"

DO.NA [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang