33. DO.NA

2.6K 283 19
                                    


Di sepanjang perjalanan pulang, Redo tetap tidak membuka pembicaraan. Alhasil, hanya ada keheningan menerpa mereka.

Sampai rumah pun, Redo yang biasanya datang dengan gembira, kali ini terlihat murung bahkan tidak mengucapkan salam. Redo menyelonong dan menghiraukan Irpan dan Maya.

"Assalamualaikum" Yuna mencium punggung tangan Irpan lalu Maya.

"Waalaikumussalam"

"Redo kenapa, Na?" Tanya Irpan.

Yuna melihat punggung Redo yang mulai menghilang. Yuna duduk di samping Maya lantas  menjelaskan semua yang telah terjadi.

"OH CEMBURU?" Terlihat wajah Maya yang tertawa mendengar anak semata wayangnya bisa cemburu.

"Ya gitu deh, Mah. Yuna jadi nggak enak sama Redo"

"Ternyata, bertahun-tahun lamanya akhirnya Redo bisa ngerasain yang namanya cemburu" Irpan menggelengkan kepalanya kecil sambil tersenyum.

"Dia cemburu berarti dia cinta banget sama kamu, Na" ucap Maya seraya mengusap rambut Yuna.

"Kalo gitu, Yuna ke kamar Redo dulu, mau samperin dia"

Mereka mengangguk tersenyum. Yuna menaiki tangga menuju kamar Redo, tempat dirinya berisitirahat.

Krek

Perlahan, Yuna membuka knop pintu kamar, Yuna melihat Redo tengah duduk di lantai sambil memainkan ponsel. Yuna menaruh tas di sofa lalu menghampiri Redo.

Yuna duduk di hadapan Redo sembari memperhatikan raut wajah Redo. Redo yang merasa di perhatikan merasa gugup.

"Ngapain liatin aku?" Tanya dia sedikit bernada kesal.

Yuna tertawa dengan menutup mulutnya.

"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?"

"Kamu ngerasa kayak anak kecil nggak sih?" Tanya Yuna balik.

"Nggak" Redo memalingkan wajahnya dari Yuna.

"Kamu itu kayak cewe tahu"

Redo terdiam menghiraukan perkataan Yuna.

"Cemburuan"

"Siapa juga yang cemburuan" elaknya.

"Buktinya kamu marah sama aku, kamu nggak mau ngomong sama aku sampai sekarang" jawab Yuna.

Redo kembali terdiam.

"Aku nggak terlalu kenal sama Ervian, Ervian minta bantuan sama aku, Ervian yang udah ba-"

"Iya, aku cemburu" sela Redo sambil menatap mata Yuna.

"Benerkan apa kata aku. Laki-laki petakilan bisa cemburu"

"Aku nggak mau kehilangan kamu"

"Segitu cemburu nya?"

"Iya. Jangan sebut-sebut nama si Kusuma itu. Aku nggak suka"

"Iya iya, senyum dong"

Redo tersenyum paksa.

"Nggak tulus"

Redo menyunggingkan senyuman manis nya "Nih udah"

"Gitu dong"

"Na, kamu hadap sana deh"

"Mau ngapain?"

"Udah cepetan"

Kini, posisi Yuna membelakangi Redo. Entah apa yang akan Redo lakukan. Perlahan, tangan Redo menyentuh rambut Yuna.

DO.NA [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang