Maaf karena keterlambatan update nya. Semoga suka dengan part ini:)Typo bertebaran
Happy readingMatahari menyoroti wajah Yuna, wajah yang kini sudah bersinar. Sedikit di poleskan lipstik di bibir ranumnya. Memakai dress berwarna navy dengan rambut di gerai.
Sekarang dirinya diperbolehkan pulang. Redo membantu Yuna masuk ke dalam mobil. Hanya mereka berdua. Irpan dan Maya tengah berada di luar kota untuk mengurus bisnis mereka.
Setelah mereka masuk, suasana canggung datang. Redo hanya mengetuk-ngetuk stir sesekali menoleh ke arah Yuna yang tengah menatap ke depan.
"Ehm"
Yuna menoleh "Kenapa?"
"Nggak"
Kenapa jadi canggung gini? Batin Redo.
"Do"
"Na"Ucap mereka bersamaan.
"Kamu mau ngomong apa?" Tanya Yuna.
Redo menggeleng "Kamu mau ngomong sesuatu?"
"Hm, aku pengen ketemu sama Mama, sama Kila juga. Mereka dimana yah"
"Kamu mau celaka lagi?"
"Hm?"
"Kamu mau ketemu sama setan bernyawa?"
Mata Yuna langsung sinis.
"Hehe becanda, Na. Udah ah, kita pulang. Keburu sore"
Mobil melaju dengan kecepatan normal. Di sepanjang perjalanan hanya terdengar hembusan nafas dan musik radio. Tidak ada hal yang harus di bicarakan. Kembali canggung.
Yuna bersenandung kecil dengan melihat pemandangan lewat jendela. Seulas senyuman terlihat di wajah Redo. Redo berharap tidak ada kejadian buruk lagi kepada Yuna.
Di tengah perjalanan, terlihat sepi. Tiba-tiba dua orang menghadang mobil mereka. Sontak saja, Redo mengerem laju kendaraan. Sampai-sampai kepala Yuna terbentur ke depan.
Redo melihat Kila dan Salma tengah membawa masing-masing sebatang kayu besar dan pisau tajam di tangan Kila.
Dengan cekatan, Redo mengunci mobil sambil melihat kondisi Yuna yang tengah ketakutan. Redo memejamkan matanya lalu menyentuh tangan Yuna.
"Jangan takut. Aku ada disini. Di samping kamu. Aku akan urus mereka. Kamu tunggu disini, jangan keluar" Redo mengatakan dengan ekspresi wajah yang serius.
Bibir Yuna bergetar saat Redo menatap matanya, Yuna takut jika terjadi sesuatu pada Redo. Yuna langsung menggelengkan kepalanya menolak perintah Redo.
"Nggak, kita akan lawan sama-sama. Aku nggak mau kehilangan kamu" bulir air mata menetes di pipi Yuna.
Redo menghapus air mata Yuna lalu memegang pipi Yuna "Kamu percaya sama aku kan? Aku akan baik-baik aja. Justru, kalau kita sama-sama keluar, kamu akan celaka. Setelah aku keluar, kunci mobilnya"
Kila dan Salma perlahan maju dan hendak memukul kaca mobil depan. Redo langsung turun dari mobil dan mencegah mereka.
Redo menarik kayu dari tangan Salma, lalu membuangnya ke sembarang tempat.
"Gue udah percaya sama lo, kita semua termasuk Nais. Tapi tenyata kalian sama-sama jahat" ucap Redo.
Kila memperlihatkan pisau yang dia bawa untuk mengancam Redo.
Redo tertawa kecil "Silahkan pisau itu tusuk ke perut gue. Pengecut hanya akan menang dengan benda yang dia bawa. Tapi, pemenang dan pemberani akan menghancurkan musuh dengan tangan kosong"
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
JugendliteraturCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...