Flashback.

4.7K 459 52
                                    

Hari demi hari pun berlalu, bulan demi bulan pun berlalu, pada akhirnya, pria yang berusia hampir setengah abad itu duduk dalam sebuah ruangan yang telah disediakan untuk menemui sosok gadis kecil yang ia ingin temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari pun berlalu, bulan demi bulan pun berlalu, pada akhirnya, pria yang berusia hampir setengah abad itu duduk dalam sebuah ruangan yang telah disediakan untuk menemui sosok gadis kecil yang ia ingin temui. Sosok gadis kecil cantik yang berdarah campuran.

Tak lama, pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan sosok Victor dengan gadis kecil berpakaian putih dengan rambut yang terurai dan berwarna brunette di belakangnya. Tommy berusaha untuk kontak mata dengan gadis itu, namun gadis itu masih enggan mendeliknya sedikit pun terbukti dengan kepalanya yang menunduk hingga ia duduk di kursinya.

"So Bianca, this is Uncle Tommy."

Tommy mengulurkan tangannya pada Bianca dan tersenyum. "Hi, Bianca."

Dengan ragu, Bianca terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menerima uluran tangan tersebut saat melihat senyuman Tommy yang terukir pada wajahnya.

"He was so happy when he knew that you've already ready to meet him," beber Victor yang berusaha mencairkan suasana.

"Yeah, he's right. I'm totally super excited to meet you. I mean, woah—finally a princess want to meet me after a long time. And I was so shocked that you look so beautiful and dressed like a princess. I thought I was in a fairytale," timpal Tommy dengan nada antusiasnya yang membuat rasa takut pada jiwa Bianca perlahan melunak.

Bianca menyungging sebuah senyuman saat mendengar ucapan tersebut dan pupil matanya bertemu dengan pupil mata hitam milik Tommy. Ia percaya bahwa laki-laki yang di depannya ini merupakan Ayah yang baik.

"Okay, I guess I'll give you guys some space in here. I'll be back in a few minutes. Okay?" tukas Victor yang tersenyum sebelum akhirnya keluar dari ruangan.

Dari balik pintu, Victor mengawasi mereka. Terlihat dengan jelas bahwa Tommy mampu menciptakan atmosfer kehangatan namun sayang, sang lawan bicara masih enggan untuk terbuka terhadap orang baru, terbukti dari matanya yang masih menghindari kontak mata dengan Tommy.

Namun satu hal yang Tommy dapat lihat dari sorot mata Bianca, ia tahu bahwa dari relung hatinya yang dalam, gadis itu rindu dengan sosok orang tua yang ia rindukan dalam kehidupannya. Sepertinya, Tommy akan kembali meluangkan waktu untuk Bianca.

[We / Used / To / Be / A / Family]

Butuh waktu hampir tiga bulan dan akhirnya, Bianca bersedia untuk menjadi bagian keluarga dari Tommy. Di balik waktu tiga bulan itu, Tommy berusaha untuk menumbuhkan kembali kepercayaan yang hilang dari Bianca dan menggantikan keresahan itu dengan kehadiran dirinya sebagai pelipur yang menenangkan jiwa.

Saat ini mereka berada di Ngurah Rai Airport untuk penerbangan ke Jakarta. Setelah menandatangani beberapa dokumen pengadopsian, Bianca diizinkan untuk ikut pulang dengan Tommy ke Jakarta—kota di mana keluarga Tommy tinggal. Tommy mendelik gadis kecil yang duduk di sampingnya. Gadis kecil tersebut terlihat sedang melamun.

"Hey, what's the matter?"

Bianca sempat terdiam sebelum akhirnya berani untuk menjawab. "I'm scared."

"Look, it's okay. You're safe when you're with me and my sons are gonna like you," tutur Tommy yang berusaha menenangkan gadis kecil yang duduk di sampingnya.

Bianca hanya tersenyum sebagai jawaban sedangkan Tommy kembali fokus pada ponselnya untuk mengirim pesan pada anak-anaknya yang berada di Jakarta.

"My dad has already left me alone and I really hope that you won't do the same thing," imbuh gadis kecil itu yang membuat fokus Tommy pun teralihkan.

Tommy termangu mendengar ucapan yang keluar dari gadis kecil itu. "Bianca, I'm your father now. I promise I'll be the best father. I can be your father and friend at the same time,"

"And you should remember this. I'll always be there for you and never leave you, Bianca," lanjutnya.

"Thanks, Dad..." sahut Bianca pelan namun Tommy mampu mendengarnya. Sungguh, ini baru pertama kali Bianca memanggilnya dengan ucapan Ayah.

"Did you just call me Dad?" Bianca tersenyum dan mengangguk.

"Can I hear it one more time, please?" pinta Tommy dengan pupil mata yang masih membesar.

Bianca terkekeh. "You're gonna often hear it when we're home." Tommy tersenyum lalu mengacak-acakan rambut anak gadis tersebut.

Bianca mendelik. "Can I ask you something?"

"What is it, sweetheart?"

Bianca sempat terdiam sejenak sebelum memberanikan diri untuk meminta sebuah permohonan pada Ayah angkatnya. "I don't want to be called Bianca. Could you give me a new name for me?"

"Why did you wanna change your name?"

"I hate Bianca. I want to leave the old Bianca in here and start a new life with my new family."

"You're only ten but you sound like an adult. I'm amazed," tutur Tommy yang merasa bahwa Bianca adalah sosok anak yang berbeda, yang membuatnya merasa ingin terus melindungi gadis kecil itu dan memberinya kehangatan melalui kasih sayangnya sebagai orang tua.

Tommy tampak termenung untuk memikirkan nama baru untuk gadis kecil itu. "Well...what about, Joy?"

Bianca mengernyitkan dahinya saat mendengar nama tersebut. "Joy?"

Tommy mengangguk pelam. "Yeah. Joy means happiness. And I really hope that your life is full of happiness. No more pain and sadness in your life. And I really hope you could bring a lot of joy in everyone's life."

Mendengarnya, senyuman manis pada wajah gadis itu pun terukir. "Agreed."

"Okay, Joy. Shall we get in the plane?" Tommy beranjak berdiri lalu mengulurkan tangan pada anaknya.

"Okay, Dad." Gadis tersebut menerima uluran tangan lalu mereka beranjak pergi meninggalkan gate untuk menuju pesawat.

[We / Used / To / Be / A / Family]

Okaaaay gais, ini flashback biar kalian ada gambaran awal si Bianca atau yang sekarang dipanggil Joy diadopsi sama keluarga baru!

Tetap jaga kesehatan ya! Jangan keluar-keluar rumah lagi! Make sure y all leave vote and comments ya buat diupdate lagi!

Tetap jaga kesehatan ya! Jangan keluar-keluar rumah lagi! Make sure y all leave vote and comments ya buat diupdate lagi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-23 April 2020-

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang