Namjoon memang sudah hilang akal saat ini. Seharusnya ia memberi tahu Victor atau pihak kepolisian mengenai pesan itu namun ia memilih untuk menutup mulut karena tidak mau sampai ada keluarganya kembali terluka. Terlebih ia tahu bahwa omongan Nicholas tidak main-main dan terbukti, bahwa laki-laki itu tidak segan menyakiti seseorang seperti yang dialami Yoongi sehingga ia memilih untuk tidak mengambil resiko.
Ia menyadari bahwa adiknya itu menyelinap keluar tengah malam tanpa sepengetahuannya. Dan tepat di taman kota yang tampak sepi dan gelap, Namjoon mengawasi adiknya itu dari kejauhan.
Hampir tiga puluh menit Joy menunggu namun tak ada tanda-tanda kehadiran seseorang yang ditunggunya yang membuat Namjoon pun sudah tak mampu menahan diri lagi. Pria itu segera bergegas menghampiri adiknya.
Dengan meraih pergelangan tangan adiknya cukup keras, Namjoon bertitah. "Ayo, pulang."
"Kak Namjoon?! Kok bisa—"
"AYO, PULANG!" Namjoon menarik adik perempuannya namun gadis itu menahannya karena enggan untuk pulang.
"Aku nggak mau. Kak Namjoon pulang sendiri aja. Ini urusan aku sama Papa," tampiknya dengan kaki enggan bergeser sedetik pun.
Namjoon menghardik. "Are you lost your mind?! Jangan membahayakan diri sendiri!"
"Ini satu-satunya cara supaya hidup kalian tenang! Aku nggak mau biarin kejadian Daddy terulang lagi!" bentak Joy yang menepis pergelangan tangan yang ditahan oleh Namjoon.
"KAKAK NGGAK MAU KEHILANGAN KAMU!"
Joy tertawa mendengus seraya menggelengkan kepalanya. Dengan sisa tawanya, ia tersenyum getir. "Lebih baik kakak kehilangan aku daripada harus kehilangan saudara-saudara kandung kakak yang lain. I don't belong in here."
"Jangan gila kamu! Ayo pulang! Atau jangan sampai kakak telepon Pak Victor untuk datang ke sini—"
"Anak saya nggak mau pulang, Namjoon." Kehadiran sosok pria yang mengenakan pakaian serba hitam dengan mulut yang tertutup oleh masker hitam berdiri tepat di belakangnya. Perlahan, masker itu pun terbuka dan menampakkan wajah Nicholas dengan jelas walau topi masih melekat di kepalanya.
Joy pun seketika memasang badan tepat di depan Namjoon untuk melindungi kakaknya walau sebenarnya gadis itu sangat takut dengan papanya sendiri. "Papa nggak ada urusan sama sekali sama Kak Namjoon. Jadi ngomong sama aku aja."
"Memang. Tapi kenapa kakak kamu tiba-tiba datang ke sini?"
"Saya datang karena untuk menjaga adik saya dari orang seperti Anda," tekan Namjoon yang menyorot manik mata Nicholas yang persis dengan milik Joy tanpa takut.
Nicholas tertawa mendengus. "How sweet. Rupanya anak Papa disayang sama banyak orang ya?"
"Apa? Papa mau ketemu sama Bianca untuk apa?" Gadis itu menatap iris mata Nicholas dengan menyampingkan rasa takutnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Used To Be A Family
Fanfiction[ • read at your own risk • ] [Harap follow terlebih dahulu sebelum membaca.] 🦋 c o m p l e t e d 🦋 trigger warning; mental issue suicide toxic self injury murder ❞ What's your favorite candy? ❞ ...