t w e n t y o n e

1.4K 281 83
                                    

Introducing Me A Good Person menemani part ke 21 ini!

Gadis yang mencepol rambutnya asal-asalan yang membuat beberapa anak rambutnya turun terlihat bersungut kesal sesaat keluar dari kantor guru karena Pak Agung—guru matematikanya memanggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis yang mencepol rambutnya asal-asalan yang membuat beberapa anak rambutnya turun terlihat bersungut kesal sesaat keluar dari kantor guru karena Pak Agung—guru matematikanya memanggilnya.

"Tuh kan gue bilang apa. Nilai lo bakalan lebih rendah daripada gue. Secara ranking gue di atas lo."

Kehadiran Jeno yang menunggunya di luar kantor guru membuat Joy mendelik sekilas. "Nilai lo 44,5 dan gue 44. Jadi, nggak ada bedanya. Sama-sama bloon."

"Yang penting gue lebih pinter dari lo. Valid. No debat," cibir Jeno yang membuat langkah Joy terhenti lalu melempar kertas ulangan matematikanya pada wajah teman semejanya seraya meremas wajah tersebut.

"Mending lo kasih nih kertas ulangan ke abang gorengan biar lo dapet gorengan gratis buat nutup mulut lo yang nggak ada hentinya nyerocos!" desisnya.

Joy pun meninggalkan Jeno yang sudah mendengus kesal seraya merapikan rambutnya yang ikut berantakan akibat ulah gadis itu. Tak lama, cowok itu langsung menyusul temannya yang sudah menuju kembali ke kelas.

Masih berada di depan pintu kelas yang terbuka, Jeno menghentikan langkahnya saat melihat Joy melipat tangannya di dada seraya menatap seorang cowok yang duduk di bangkunya yang tak lain adalah Jaehyun.

"Lo lupa omongan gue kemarin? Kalau mau dimaafin, enyah dan jangan ganggu gue lagi."

"Gue nggak ganggu. Cuma mau buktiin apa lo udah maafin gue atau belum?" Jaehyun tetap lah Jaehyun yang tengil dan tidak mudah menyerah untuk mengusik hari orang.

"Ck. Gue bukan manusia jahat kayak lo. Jadi gue udah maafin. Puas?"

Senyuman yang menampilkan lesung pipi pada wajah Jaehyun kembali terukir. "Oke. Makasih ya, udah dimaafin. Gue harap kita bisa jadi temen."

"Ogah."

Mendengar pernyataan dari mulut Joy membuat Jeno yang rupanya sudah mendekat menuju mereka tertawa keras. "Gue udah berdoa tiap malem supaya Joy dijauhin orang bangsat kayak lo tapi kayaknya belum didenger sama Tuhan."

Mendengarnya, Jaehyun pun lantas beranjak berdiri dengan kasar mengakibatkan kursi yang diduduki olehnya terjatuh. "Gue nggak ngomong sama lo, bangsat."

Jeno meringis. "Uuh atut." ledek Jeno yang membuat Jaehyun pun berdecih seraya merenggangkan ototnya. "Lo mau gelut di mana, No? Di kelas? Atau lapangan?"

"Di mana aja sabi. Gue orangnya fleksibel."

Mendengar percakapan dua manusia itu, membuat Joy berdecak. "Selamat bertengkar deh ya buat lo berdua. Kabarin gue kalau udah ada yang mati." tukasnya yang kini meninggalkan kedua teman sekelasnya dari kelas.

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang