Selamat
datang
di epilog!
🌻🦋Dengan menjatuhkan tungkai di dekat batu nisan, terlihat jiwa dan raga seorang pria duduk merangkul kesunyian di antara desah desuh pepohonan dan embusan angin. Dengan masih memakai jas yang terbalut oleh pakaian jubah toga untuk wisuda, pria itu menaruh sebuah sunflower bouquet di atas gundukan tanah yang tampak cantik dengan rerumputan rapi di sana.
"Hai, gue udah lulus S1 nih." Jeno terlihat mengulur senyuman simpul. "Empat tahun tanpa lo...ternyata masih berat ya?"
"Seharusnya...lo ada di samping gue. Seharusnya...gue bisa lihat lo pakai jubah toga ini. Kita foto bersama." Jeno tersenyum getir.
Namun senyuman itu perlahan tergantikan dengan senyuman antusias. "Eh, Jaehyun masuk akademi polisi lho! Sumpah gue jamin, lo bakalan kaget! Orang kayak Jaehyun bisa jadi polisi."
"Kalau Yeri...masih ada di Paris. Dia keren deh. Katanya mau lanjut ambil S2 Fashion Design di sana," lanjut Jeno yang tampak bercerita pada batu nisan itu.
"Lo dititipin salam sama mereka tuh. Mereka belum sempat datang, tapi mereka titipin sunflower ini juga buat lo." Jeno tersenyum hingga matanya menyipit. Namun semesta tahu, senyuman itu masih menyimpan nestapa yang tak berkunjung tandas.
"Joy...gue mau lanjut S2 lagi nih. G—Gue...mau jadi kayak Kak Chanyeol dan Kak Wendy." Senyuman Jeno perlahan memudar. "Gue mau...nyembuhin luka buat jiwa-jiwa seperti lo...maupun jiwa gue sendiri."
"Doain, semoga bisa jadi sosok psikiater yang berguna dan mampu beri peran besar dalam proses recovery pasien gue ya."
Jeno kembali terdiam namun dengan sorot mata yang perlahan tampak pudar karena air mata yang terbendung. Jiwanya diselimuti oleh kenangan yang menari-menari memenuhi isi kepala.
Entah sudah berapa lama, pada akhirnya pria itu tersentak dari pikirannya dengan luka yang masih tersisa. Pria itu perlahan tersenyum tipis dan meninggalkan toganya di atas makam itu. "Titip salam buat Mama ya di atas sana."
"Gue mau lanjut ngejalanin hidup lagi. Tolong jaga jiwa gue dari atas sana ya, Joy?" Jeno pun beranjak berdiri.
Walau dengan langkah yang berat, Jeno membalikan tubuhnya untuk pulang. Namun langkahnya terhenti saat mendapati dua insan yang tak asing di depannya.
"Kita cariin kamu di aula, tapi kamu udah nggak ada." Suara perempuan yang lembut terdengar.
"Maaf, Kak Wendy." Jeno menunduk. Setelah proses wisuda selesai, pria itu memang langsung pergi menggunakan taksi tanpa kata pamit terucap pada Wendy atau pun Chanyeol.
Tangan yang sudah terdapat cincin manis sebagai tanda perikatan hubungan itu perlahan mengusap punggung Jeno. "Nggak papa. Kamu mau makan apa, Jeno?"
"Red velvet cake."
Wendy sempat tertegun mendengar jawabannya begitu pula dengan Chanyeol. Chanyeol tampak merangkul adiknya. "Yok, kita makan red velvet sepuasnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Used To Be A Family
Fiksi Penggemar[ • read at your own risk • ] [Harap follow terlebih dahulu sebelum membaca.] 🦋 c o m p l e t e d 🦋 trigger warning; mental issue suicide toxic self injury murder ❞ What's your favorite candy? ❞ ...