f o u r t y t h r e e

1.1K 268 172
                                    

Waktu sudah larut malam, Chanyeol terlihat berada di dapur dengan ponsel yang menempel pads telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah larut malam, Chanyeol terlihat berada di dapur dengan ponsel yang menempel pads telinganya. Pria itu sedang menyeduh coklat hangat seraya berbincang dengan Wendy melalui telepon. "Wen, sepertinya kondisi Joy semakin parah..."

Pria itu menghela napas perlahan. "Dia tadi datang ke rumah sakit. Dia bilang semejak Papanya meninggal, dia suka melihat Papanya atau mendengar suara-suara yang mengganggu."

"Dia nggak bisa bedain mana yang nyata, mana yang tidak. Seperti orang yang sedang berhalusinasi."

Pikiran pria itu pun terlempar saat kejadian di mana dia menemani Joy sejenak untuk makan karena wajah gadis itu yang sangat pucat.

Setelah membayar makanan yang telah dihabisi oleh mereka, Chanyeol terlihat celingak-celinguk mencari Joy. Setahunya, gadis itu tadi masih berdiri di belakangnya. Seraya berjalan dengan sedikit cepat, pria itu terus mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Joy.

Pandangannya pun terjatuh pada seorang laki-laki sedikit tua yang sedang berbincang dengan seorang gadis yang mengenakan kaos hitam dan berparas seperti Joy. Dengan cepat, Chanyeol menghampiri mereka.

"Maaf, Pak. Ini adik saya baru aja pindah dari luar kota. Jadi masih rada bingung sama Jakarta," tukas Chanyeol yang menginterupsi laki-laki asing itu dengan Joy.

Laki-laki itu pun mengangguk dan melengos pergi. Chanyeol pun berbalik dan mendapati Joy yang masih terdiam membeku. "Tadi gue lihat Papa. Sumpah, nggak bohong."

Chanyeol menghela napas pelan karena sorot mata gadis itu terlihat penuh keputusasaan. "Kita pulang aja yuk."

"Tadi dia ada di seberang jalan. Dia berdiri—"

"Joy, kita pulang aja ya?" Chanyeol memotong ucapan gadis itu yang membuat bibirnya pun seketika mengatup rapat dan bahunya merosot menjadi lesuh.

Pria itu pun berjalan mendahuluinya namun gadis itu masih tidak berkutik dari tempatnya yang membuat Chanyeol berbalik. Ia melihat sorot mata gadis itu berubah menjadi sendu. "Papa udah nggak ada?"

Pria itu kembali menghela napas lalu meraih pergelangan tangan gadis yang berusia lebih muda daripadanya. "Ayo pulang, istirahat."

Setelah menceritakan kejadian itu, dari seberang sana Wendy terdengar sangat khawatir sama seperti Chanyeol yang terlihat mendaratkan bokongnya di kursi dapur dengan memijat pelipisnya pelan. "She fucked up."

Tanpa disadari oleh Chanyeol, adik laki-lakinya yang rupanya masih terjaga pada malam itu, mendengar pembicaraan antara kedua insan melalui telepon.  Setelah sambungan telepon terputus, Jeno pun perlahan menghampiri kakaknya.

"She's not okay, isn't she?"

Walau Chanyeol tertegun mendapati kehadiran adiknya, bibir pria itu masih menutup dan enggan menjawab. Jeno pun kembali berkata. "Pantes dia nggak masuk hari ini," sambungnya.

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang