t h i r t e e n

1.6K 290 85
                                    

[ play mulmed ]

[ play mulmed ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JENOOOOOOO!"

Teriakan suara gadis yang sangat kencang dan nyaring membuat Jeno yang sedang tertidur di sofa apartementnya kini beranjak bangun. "Apa? Kenapa? Ada apa?!"

Tas milik Joy pun terlempar mengenai wajah Jeno dengan sempurna. "Kok gue bisa ada di sini?!"

Jeno mengerutkan dahinya bingung karena nyawanya belum terkumpul yang membuat Joy melemparinya dengan bantal sofa. "Jawab!" bentaknya.

"Hm—oh. Lo mabok semalam makanya gue bawa ke sini. Nggak mungkin gue bawa ke rumah lo, yang ada gue bisa dijewer orang tua lo bawa pulang anak gadisnya mabok."

Joy memutar kedua bola matanya dengan malas. "Nggak bakal."

"Orang tua mana yang nggak marah anak ceweknya mabok terus dibawa pulang sama cowok?"

Dengan wajah tanpa ekspresi—datar, Joy membalas. "Gue nggak punya."

Jeno tertegun sejenak. "Maaf."

"Don't be sorry," balas Joy yang kini mengambil tasnya kembali untuk mencari ponselnya.

Selagi Joy sibuk mencari ponselnya, gadis itu kembali berucap. "Lo nggak ngapa-ngapain gue kan semalam? Gue tampol lo detik ini juga sampe gue nemu bekas yang aneh-aneh di tubuh gue."

Jeno mendesis. "Yang ada lo yang ngapa-ngapain gue."

Joy terbahak. "Gue ngapa-ngapain lo? Ngimpi. Kalau gue mabok ditinggal berduaan sama Siwon aja nggak bakal gue apa-apain tuh si Siwon."

"Lo muntah sampe kena baju gue," desis Jeno yang kini bangkit berdiri untuk mengambil air minum di kulkasnya.

Joy yang mendengarnya pun tertegun. "Sumpah? Gue nggak inget apa-apa."

Setelah meneguk air putihnya, Jeno pun terlihat kembali berucap. "Lo liat aje noh baju gue dijemur di balkon."

Gadis itu pun terlihat menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena merasa tidak enak sekaligus canggung. "Maaf."

"Chill. Lagian kenapa lo bisa seteler itu sih? Kata lo, lo jarang sampe seteler itu."

"Mood gue ancur semalem."

"Kenapa?"

"Nggak penting buat lo tau," dalih Joy yang kini terfokus pada ponselnya yang bergetar tak berhenti menandakan banyak pesan dan panggilan yang masuk.

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang