"Aku ngerasa perutnya sakit terus disusul mual dan pengen muntah tapi nggak bisa. Puncaknya tadi pagi pas mau berangkat sekolah. Badan aku lemas dan perut aku bener-bener sakit." tukas Joy yang kini bersandar pada kasur rumah sakit. Jarum jam sudah menunjukan angka delapan malam dan gadis tersebut telah bangun dari tidurnya.
"Terus tetep ngotot mau masuk sekolah dan nggak bilang-bilang kalau lagi sakit?" tegur Namjoon yang mengetahui bahwa adiknya itu ditemukan tak sadarkan diri dengan tubuh yang terbalut seragam sekolah menandakan bahwa gadis itu hendak berangkat sekolah.
Joy menunduk. "Maaf."
"Kak Namjoon nggak suka kalau kamu apa-apa diem. Kalau kamu kenapa-kenapa terus nggak ada yang tahu kan bikin orang semakin khawatir," sambungnya.
"Maaf."
Namjoon menghembuskan napasnya dengan pelan dan meraih dagu adiknya agar dapat melihat wajahnya dengan jelas. "Minta maaf sama diri kamu sendiri dan janji kalau ada apa-apa harus bilang ke orang lain."
"Iya, Kak," balasnya yang membuat Namjoon mengacak-acakan rambut adiknya dengan gemas.
"Kamu nggak amnesia kan? Masih inget kalau kamu punya alergi akut sama seafood, kan?"
Joy mengerutkan dahinya bingung. "Iya lah. Emangnya kenapa?"
"Udah tahu punya alergi kenapa makan seafood?"
"Hah? Aku nggak ngerasa makan seafood..."
"Kamu kemarin makan apa aja? Coba sebutin."
Joy terdiam sejenak untuk mengingat sebelum akhirnya menyebutkannya. "Nasi goreng."
"Nasi goreng dari siapa? Nggak mungkin Bi Yaya yang masak kan? Seisi rumah kan tahu kalau kamu alergi sama seafood."
"Dari Kak Irene. Eh, dia baik banget tahu, Kak! Orangnya ramah terus ngasih aku makanan!" cerita Joy yang terdengar antusias namun tidak bagi Namjoon.
"Itu nasi goreng seafood, ya? Ngapain masih dimakan kalau itu seafood?"
"Itu nasi goreng biasa. Nggak ada udang maupun cumi. Cuma pakai telur, sosis, sama bakso...Eh, tapi bumbunya kayak asing gitu sih. Bumbunya pedes terus ada suwiran daging gitu. Baksonya juga. Tapi enak, makanya aku makan."
"Nah itu! Pasti bumbu tuna. Baksonya juga jangan-jangan fish ball."
"Tuna rasanya kayak ayam ya? Rasanya mirip ayam jadi makanya aku makan aja. Kalau baksonya, aku nggak tahu. Aku pikir itu bakso kayak biasa soalnya dipotong kecil-kecil," jelasnya dengan wajah polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Used To Be A Family
Fanfiction[ • read at your own risk • ] [Harap follow terlebih dahulu sebelum membaca.] 🦋 c o m p l e t e d 🦋 trigger warning; mental issue suicide toxic self injury murder ❞ What's your favorite candy? ❞ ...