Ruang tamu kediaman Tommy terlihat ramai karena terdapat beberapa laki-laki yang sedang berkumpul di meja makan yang terletak dekat ruang tamu. Terlihat Namjoon baru datang dengan membawa kantong plastik berisikan tiga botol soda berukuran besar untuk dinikmati bersama dengan pizza yang dibeli olehnya.
"Udah lama banget kita nggak ngumpul begini. Lo pada sibuk banget," cibir Yoongi seraya duduk dan mulai menyantap satu slice pizza yang tampak enak.
"Namanya juga nyari duit buat biaya nikah," balas Hoseok yang mengundang sorakan dari kelima saudaranya.
Terlihat Namjoon tersenyum tipis. "Acara tunangan lo mau di mana?"
"Nggak mewah-mewah amat sih. Paling pertunangannya cuma di Kempinski."
"Itu mewah, jing!" sahut Yoongi yang merasa kesal dengan perilaku adiknya sedangkan yang lain tertawa.
"Nggak deng. Ini lagi nyari venue yang nyaman dan nggak mahal-mahal biar resepsinya bisa mewah."
Jin yang kini mulai melahap pizza, perlahan berbicara. "Nanti kalau lo udah nikah, jangan pernah selingkuh ya."
"Iya lah! Gila aja kali gue selingkuhin wanita yang paling gue sayang."
Jin tersenyum tipis. "Jagain istri lo juga, jangan sampai dia yang selingkuh." Semua pandangan pun tertuju pada laki-laki itu karena ucapannya yang terdengar tidak enak.
Hoseok mengernyitkan dahinya bingung. "Kok lo ngomongnya gitu sih?"
"Gue cuma memperingati aja. Pernikahan kan bukan urusan yang main-main."
Hoseok menghela napas karena berusaha untuk sabar. "Iya-iya. Doain aja yang terbaik buat gue ke depannya."
Namjoon pun yang sudah memegang potongan pizza kini hendak duduk di samping Taehyung namun niatnya terkurung karena mengingat sesuatu. "Gue mau manggil Joy dulu."
"Percuma," sahut Yoongi yang membuat langkah pria itu terhenti. "Masih jam delapan, dia belum pulang. Masih kelayapan."
Namjoon pun melempar pandangan kelima saudara-saudaranya. "Terus, lo pada nggak ada yang nyariin? Gila."
"Ngapain? Dia kan udah sering kelayapan juga," balas Hoseok yang membuat Namjoon menggelengkan kepalanya seraya menyeluk ponselnya yang berada di kantong celananya.
"Kalau sampai adik lo pada kenapa-kenapa lo mau emangnya?" desisnya yang kini mulai mencari kontak adiknya.
Merasa situasi ini membuat Jin tidak nyaman dan juga kesal, ia pun menyahut. "Nggak usah lebay, Joon. Dia bukan anak kecil lagi."
Sorot mata Namjoon pun berubah menjadi sinis. "Lo nggak sayang sama Joy makanya bisa nggak sekhawatir ini."
Terdengar, suara decakan kesal dari Namjoon saat panggilan teleponnya tidak aktif. "Ah, nggak aktif!"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Used To Be A Family
Fanfiction[ • read at your own risk • ] [Harap follow terlebih dahulu sebelum membaca.] 🦋 c o m p l e t e d 🦋 trigger warning; mental issue suicide toxic self injury murder ❞ What's your favorite candy? ❞ ...