f i f t e e n

1.2K 282 133
                                    

Di ruangan praktek Chanyeol lah kini gadis yang mengenakan seragam sekolah berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruangan praktek Chanyeol lah kini gadis yang mengenakan seragam sekolah berada. Gadis itu tampak melipat tangannya di dada dengan jaket terbalut pada tubuhnya. Pria yang mengenakan kaca mata dan tubuhnya terbalut jaket putih khas dokter terlihat menyorot mata Joy dengan manik coklat tuanya. "Lo ngerasa ada yang bermasalah sama pencernaan lo?" tanya Chanyeol sesaat mendengar pernyataan dari Joy dan dibalas anggukan darinya.

Chanyeol menghela napas. "How are you eating? Lo minum obatnya rutin?"

"My appetites seem going down. Gue juga ngerasa antidepresan nggak ada manjurnya sama sekali. Gue masih sering mimpi buruk, susah tidur, anxiety, moodswing. Perlu gue jabarin semuanya satu-satu?"

Chanyeol menghela napas berusaha untuk tetap sabar. "Antidepresan nggak menyembuhkan depresi, tetapi mengurangi gejala depresi. Terlebih, gaya hidup lo kurang mendukung proses penyembuhan."

"Maksud lo?"

"Party? Keep in touch with alcohol things? Living in toxic circle?"

Joy tersenyum kecut. "Alkohol cuma jadi sarana pelampiasan gue buat nyakitin diri gue sendiri. Toxic circle? You mean my family? How am I supposed to deal with that?"

"Tapi nggak dianjurkan minum alkohol saat dalam resep dokter. Lo lupa riwayat kesehatan lo tempo dulu? Lo mau kondisi fisik lo ikutan sakit kayak kondisi mental lo?" tegur Chanyeol mengingat bahwa pasiennya juga sempat mempunyai riwayat kesehatan yang buruk karena dipengaruhi oleh kondisi mentalnya.

Joy terdiam yang membuat pria itu kembali melanjuti ucapannya. "It's hard to get healed if you're always around in toxic circle."

"But I don't have anybody else. Gue cuma punya mereka."

"Then why don't you tell about your condition to them?" tanya Chanyeol.

Joy tertawa mengejek. "They hate me and they won't listen me."

"But you've never tried to told them.They could be your support system. They could make you healing progress easier," balas Chanyeol.

"I'm pretty sure you've already knew the reasons." balas Joy yang merasa tidak perlu menjawabnya dengan detail.

"I want you to tell me straight. I'm your psychiatrist now and I'm not Wendy that already know all about you," sahut Chanyeol yang menatap manik mata gadis tersebut dengan dalam.

Joy sempat terdiam sebelum akhirnya menatap manik mata pria itu dengan sorotan tajam. "Because I know they're struggling the same things with me. I know I'm not the only one who hurt. They've been through a lot of shits. Got it?"

"Semua orang punya porsi hidup yang berbeda, Joy. Tapi lo—"

"Oh yeah? Their life was like a fairytale until I came to their life and made it as a nightmare. They lost her mom before I'm not a part of their family. And they had to face a grief of losing a father meanwhile they had to deal to have a sister like me? A sister that put a lot of fucking disaster to their family?!"

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang