Manik mata Jeno masih menatap layar ponselnya yang terdapat pesan dari teman semejanya yang memberi tahunya bahwa gadis itu tidak masuk sekolah hari ini. Cowok itu menghela napas pelan lalu mematikan layar ponselnya dan kembali menghadap papan tulis untuk mencatat materi yang diberikan oleh guru yang sedang mengajar.
Kehadiran Jaehyun yang duduk di kursi milik Joy yang kosong membuat Jeno berdecak. "Ngapain lo di sini?"
"Pengen ngerasain duduk sama lo," balas Jaehyun asal.
Jeno mengernyit jijik. "Maho lo ye? Gue masih normal, sorry aja nih ya."
"Becanda, goblok." Jaehyun mendesis kesal namun teman sekelasnya itu masih sibuk dengan aktivitas mencatatnya.
Jaehyun yang sama sekali tidak mencatat maupun mendengarkan materi yang disampaikan oleh gurunya, terlihat menyandarkan punggungnya pada kursi seraya mendelik Jeno. "Temen lo kenapa nggak masuk?"
Tanpa melirik Jaehyun, cowok itu pun menjawab. "Ada acara keluarga."
Jaehyun mengangguk mengerti namun bibirnya kembali terangkat. "Ngapain sih lo nyatet? Rajin banget."
"Biar nggak goblok kayak lo," sahut Jeno yang membuat Jaehyun ingin menenggelamkan cowok itu di Samudra Pasifik karena sifatnya yang selalu memancing emosinya.
[We / Used / To / Be / A / Family]
Kak Namjoon:
Pulang sekolah langsung pulang. Jangan pergi-pergi.Gadis itu tersenyum pahit seraya membalas pesan kakak laki-lakinya.
Joy:
Okee.Terdengar desahan pelan dari bibir gadis itu seraya memasukan ponselnya dalam tasnya. "Maaf ya, Kak. Aku nggak nurut perintah Kak Namjoon untuk kali ini."
Langkah gadis itu yang sebenarnya ragu dan juga berat pun menyusuri halaman gedung yang berukuran sangat besar untuk menemui seseorang di sana. Pada hari ini, Joy memutuskan untuk bolos karena waktu jam besuk yang tidak memungkinkannya untuk bersekolah dan ia memutuskan untuk menghadapi rasa takutnya.
Pukul sepuluh pagi lewat empat puluh menit, gadis itu sudah terlihat duduk manis di kursi yang tersedia. Dengan tangan yang saling menaut di atas meja, gadis itu tampak menunggu kedatangan seseorang. Pandangannya pun teredar ke sekelilingnya dan melihat beberapa orang tampak sedang berkunjung untuk membesuk kerabat yang sedang menjalani masa hukumannya. Ia bahkan bisa melihat anak kecil dalam gendongan seorang pria yang memakai kemeja oranye yang menandakan bahwa pria itu merupakan salah satu narapidana dengan tato yang menghiasi lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Used To Be A Family
Fanfiction[ • read at your own risk • ] [Harap follow terlebih dahulu sebelum membaca.] 🦋 c o m p l e t e d 🦋 trigger warning; mental issue suicide toxic self injury murder ❞ What's your favorite candy? ❞ ...