f o u r t y s e v e n

1K 231 64
                                    

Jam sudah menunjukan angka empat sore, Victor menunggu kedatangan gadis yang memintanya untuk bertemu setelah ia pulang sekolah nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukan angka empat sore, Victor menunggu kedatangan gadis yang memintanya untuk bertemu setelah ia pulang sekolah nanti. Sebenarnya ia sudah mengetahui kabar perihal Yoongi—kakak dari Joy ditusuk oleh orang yang tak dikenal. Ia pun ikut memeriksa CCTV dan menyelidiki siapa pelaku penusukan itu. Rupanya, pelaku memiliki postur tubuh sama seperti Nicholas namun wajahnya tak dapat dilihat dengan jelas karena berada di blind spot.

"Katanya Om akan mengawasi dan melindungi kami. Tapi apa, Om? Kenapa Kak Yoongi bisa sampai seperti itu?" Kehadiran Joy yang datang dari belakangnya sebelum akhirnya mendaratkan bokongnya di depan Victor.

"Aku harus apa? Harus nunggu sampai kejadian Daddy terulang lagi?"

Victor menghela napas. "Maaf, Bianca. Ini di luar dari ekspetasi kami. Kami masih terus berusaha mencari Nicholas."

"Aku nggak bisa diam kayak gini terus dengan dihantui rasa takut sama khawatir. Apa aku harus yang cari Papa sendirian?"

"Jangan melakukan hal-hal ceroboh, Bianca. Itu akan mempersulit keadaan."

"TERUS AKU HARUS APA?! KAK YOONGI UDAH MASUK RUMAH SAKIT! AKU NGGAK MAU KEJADIAN INI TERULANG LAGI!" bentak Joy yang membuat beberapa mata di restoran di mana mereka bertemu sedikit mendelik.

"Om nggak tahu gimana rasanya aku nggak bisa tidur dan aku terus dihantui rasa takut! Kalau aku terus-terusan seperti ini, aku bisa gila sendiri, Om!"

Sorot mata gadis itu memerah dan napasnya menderu. Victor tahu, amarah itu menjadi bentuk emosi yang tersirat ketakutan dan kegelisahan yang dialaminya.

Gadis itu mengusap wajahnya dengan frustasi. "Kasih tahu aku, Om. Aku harus apa?"

"Aku putus asa. Ini semua...salah aku. Kehadiran aku benar-benar cuma bawa luka dan pilu di keluarga aku sendiri..." lirihnya dengan nada yang sedikit merendah.

[We / Used / To / Be / A / Family]

Jarum jam sudah menunjukan angka sepuluh malam, apartement milik Namjoon diselimuti oleh kekhawatiran dari Namjoon dan juga Taehyung yang berada di sana.

"Tadi gue juga udah ke rumah, nanya Bi Yaya kalau Joy sama sekali nggak ke rumah," tukas Taehyung karena ia tahu dari Namjoon bahwa Joy memberi kabar bahwa ia mau ke rumah saat pulang sekolah untuk mengambil beberapa buku yang lupa ia bawa.

"Gue tadi sebenernya dapet info dari Pak Victor. Kalau Joy sempat ketemu dia. Tapi pertemuan mereka nggak lama," jelas Namjoon yang masih sibuk menghubungi nomor ponsel adiknya.

"Dia lagi...nenangin diri kali? Lo tahu sendiri keadaan kayak gini bikin semuanya pusing dan gelisah sendiri."

"Tapi dengan cara dia hilang tanpa kabar bikin keadaan semakin pusing, Tae." Taehyung hanya terdiam karena merasa ucapan Namjoon juga benar.

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang