f o u r t y n i n e

1.2K 262 148
                                    

Jarum jam menunjukan angka setengah tujuh pagi, Taehyung terlihat sudah bangun dan hendak menuju dapur untuk membuat sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarum jam menunjukan angka setengah tujuh pagi, Taehyung terlihat sudah bangun dan hendak menuju dapur untuk membuat sarapan. Langkah pria itu pun dengan cepat bergegas seraya memanggil Joy yang terbalut seragam sekolah dengan jaket hitam yang terlihat besar pada tubuhnya.

Dengan cepat, Taehyung meraih pergelangan tangan itu. "Lo mau sekolah? Emangnya udah sembuh?"

Tubuh gadis itu pun berbalik seraya mengangguk walau wajah gadis itu terlihat seperti orang yang tidak sehat. Kantong mata yang tak dapat disembunyikan serta bibir yang masih terlihat pucat. Ia tahu, adiknya itu memang sudah demam dua hari sehingga membuatnya tidak bersekolah.

Tangan Taehyung pun terulur pada dahi gadis itu dan merasakan hawa panas. "Gila lo ya? Badan masih panas gini."

Joy menepis tangan itu. "Gue mau sekolah."

"Tapi lo masih sakit! Ntar kalau lo tambah drop gimana? Istirahat—"

"Gue mau sekolah!" Gadis itu terlihat menekankan setiap kalimat seraya sorot matanya berubah menjadi tajam.

"Don't be like this, Joy. Gue harus apa supaya lo nurut sama kata gue? Tolong perhatiin kondisi kesehatan—"

"GUE MAU SEKOLAH!" Kalimat itu kembali terulang namun terdengar seperti pekikan. Napas gadis itu menderu.

"Gue nggak bisa terus-terusan di rumah! Gue bisa gila kalau terus kepikiran kondisi Kak Namjoon yang masih kritis karena gue! Setidaknya..." Ucapan Joy kembali berlanjut dengan intonasi merendah. "Kalau di sekolah, gue bisa lupain sejenak. Gue...bisa lebih tenang."

Manik mata Joy pun perlahan menjadi kosong. "Tadi malam...Kak Namjoon datang ke mimpi gue. Dia bilang...gue harus jalanin hidup kayak biasa. Gue nggak boleh jadi cewek yang lemah. Kak Namjoon nggak suka ngelihat gue terlarut dalam sedih kayak gini."

"Jadi...tolong. Gue mau ke sekolah. Gue mau hidup lagi. Jiwa gue udah mati selama gue terus bersembunyi di rumah ini," sambungnya. Selama ia di rumah, ia selalu di hantui memori yang justru menyiksa jiwanya sendiri. Obat penenang pun tidak mampu menenangkannya untuk tetap berpikir jernih.

Taehyung mengusap wajahnya kasar dan baru saja mulut pria itu terangkat untuk bicara, Jungkook yang terlihat sudah rapi dengan ransel hitamnya menarik pergelangan tangan Joy. Joy pun mengernyitkan dahinya. "Apa sih? Mau ngelarang gue—"

"Lo mau sekolah kan? Gue drop lo di sekolahan. Sekalian gue juga mau ke kampus," potong Jungkook.

Taehyung pun dengan cepat menyergahnya. "Kook, lo apaan—"

"Di sekolah ada UKS kan? Kalau lo ngerasa sakit lagi, ke UKS buat istirahat aja, atau kalau lo ngerasa nggak tahan buat sekolah lagi, telepon gue. Biar gue langsung jemput." Jungkook kembali memotong ucapan namun ia masih menyorot manik mata adiknya.

"Ayo, nanti telat." Jungkook menautkan jari-jari gadis itu seraya menariknya pelan meninggalkan Taehyung yang hanya bisa menghela napas kasar—berusaha sabar melihat perilaku kedua adiknya.

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang