e l e v e n

1.2K 261 44
                                    

Malam itu, Joy tidur dengan tidak tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, Joy tidur dengan tidak tenang. Terlihat bulir-bulir keringat pada dahinya serta gumaman tak jelas yang keluar dari bibir gadis itu. Sebelum akhirnya ia terbangun dari mimpi buruknya. Napasnya terengah-engah dan detak jantungnya tak terkontrol. Ia pun meraih gelasnya dan meminumnya hingga habis untuk menenangkan dirinya. Kejadian di mana pertengkaran Ayah dan Ibunya yang berakhir membuat Ibunya meninggal itu kembali menghantuinya.

Baru saja ia ingin kembali tidur, seseorang mengetuk pintu kamarnya berulang kali. Dengan kerutan pada dahinya, gadis itu beranjak dari tempat tidurnya untuk membuka pintunya. Sesaat ia membuka pintunya, ia melihat kehadiran Taehyung yang tampak kacau sebelum akhirnya terjatuh pada pundaknya. "Maafin gue ya..."

"Apaan sih lo! Lepas! Nggak usah peluk-peluk!" hardik Joy yang hendak melepaskan pelukannya namun Taehyung memeluknya lebih erat.

"Gue udah lama nggak meluk adik gue. Emangnya salah?" Suara parau Taehyung terdengar sendu.

"Lo mabok? Minum berapa botol?" terka Joy yang pada akhirnya menyadari bahwa kakak laki-lakinya itu sedang mabuk.

Taehyung tertawa lalu melepaskan pelukannya. Kini, ia meraih kedua pipi adiknya dengan kedua tangannya. "Kok kurusan, sih?"

Joy hanya terdiam dan membiarkan Taehyung mulai meracau tak jelas. Pria itu kembali berceletuk. "Tau nggak? Gue sering denger suara orang nangis tiap malam. Kayaknya itu suara lo ya?"

Gadis itu masih terdiam namun Taehyung tak berhenti untuk meracau. "Kenapa lo nangis? Ada yang gangguin lo? Mana orangnya? Biar gue habisin sekarang juga! Gue nggak—"

"Mending lo ke kamar. Ini bukan kamar lo," potong Joy yang mendorong Taehyung perlahan namun cowok itu malah memeluknya lagi.

"Biarin gue peluk dulu. Dulu, setiap lo digangguiin Bang Jin, Yoongi, Hoseok, Jungkook gue nggak mampu buat ngebela lo. Gue terlalu pengecut,"

"Beruntung ya jadi Namjoon. Bisa jadi abang kesayangan lo. Padahal gue juga pengen..."

"Tapi gue nggak pantes jadi Abang kesayangan lo. Gue bikin lo kecewa. Gue bikin lo marah," sambungnya yang semakin meracau.

Joy masih terdiam.

"Tapi gue seneng ngeliat lo ketawa ketiwi sama Namjoon. Karena gue jarang ngeliat lo bahagia selama beberapa tahun ini." Taehyung pun melepaskan pelukannya karena merasa mual. Dan pada akhirnya, ia memuntahkan segala isi perutnya di lantai kamar Joy.

Joy mengerang kesal pelan. "Bikin kerjaan aja deh!" umpatnya. Kini, ia berjongkok menyejajarkan tingginya pada Taehyung yang duduk di lantai.

We Used To Be A FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang