Ini seharusnya dijadiin satu sama part sebelumnya cuma karena udah terlalu banyak jadinya aku bagi dua.
Di salah satu bilik toilet yang terkunci, terdapat Joy yang tengah membuang air kecil karena sudah menahannya dari setengah jam yang lalu. Baru saja gadis itu ingin menyalakan flush toilet, suara ramai yang berasal dari dua cewek dari luar toilet membuat niatnya terkurung. "Eh, bokapnya Yeri ketangkep dua hari yang lalu!" sahut salah satu dari siswi tersebut yang merupakan teman sekelas Yeri.
"Iya, gue udah denger dari kemarin! Gossipnya cepat juga ya nyebarnya? Pantes aja kemarin si Yeri nggak masuk."
"Iya lah. Nih sekolahan emang kalau soal gossip cepat banget nyebarnya. Gila, nggak sih? Bokap yang sering dia bangga-banggain di kelas karena suka jadi donatur acara amal, malah ngedekam di penjara."
"Gue kalau jadi Yeri malu banget sih. Terlebih bokapnya ditangkap karena masalah korupsi kan?"
"Iya! Bokapnya dulu bukannya pernah jadi donatur pas pensi sekolah kita tahun lalu bukan sih? Yang sampai diundang jadi tamu VIP buat kasih speech."
Lawan bicaranya mengangguk. "Iya yang itu! Jangan-jangan itu duit dari hasil korupsi?"
"Bisa jadi. Emang ya, pejabat tuh nggak ada yang bisa dipercaya. Pantesan bokap gue ngelarang gue buat jadi anggota DPR," desis sang gadis yang terlihat menyisir rambutnya.
"Orang yang kerja di dunia pemerintahan emang sulit buat dipercaya. Suka korupsi."
"Tapi si Yeri pasti malu banget sekarang. Dia kan ngerasa yang paling superior di sekolah kita. Suka ngelabrak adik kelas lah, suka cari ribut, bahkan main gila sama cowok. Guru-guru suka sama dia karena bokapnya pernah jadi donatur. Yang gue heran, anak-anak pada takut sama dia."
"Ya kan Yeri jadi Queen Bee di sekolah kita, bloon! Jelas semua pada takut. Dulu kan yang jadi Queen Bee si Joy. Tapi sekarang dia cuma jadi sampah di sekolahan ini doang."
"Kayaknya gelar Queen Bee bikin sial ya? Mending jadi murid biasa aja deh. Mau ada gossip apa pun orang-orang nggak bakal peduli."
Terdengar suara ketawa kecil yang berasal dari si lawan bicara yang rambutnya kini terkuncir rapi. Bibir gadis itu kembali berceletuk. "Tapi ini jadi pelajaran buat dia sih. Biar dia diem dan nggak banyak gaya lagi."
"Tapi gue rasa nasibnya ntar nggak jauh beda sama Joy. Jadi bahan olok-olokan seantero sekolah. Lo tau sendiri kondisi society di sekolahan kita gimana. Penuh orang judgemental."
Pintu bilik toilet di mana Joy berada pun terbuka dan membuat bibir kedua gadis itu terbungkam sesaat menyadari bahwa Joy berada di toilet sedari tadi menguping obrolan mereka. "Iya, dan lo berdua bagian dari orang judgemental itu." sindir Joy seraya memberi tatapan intimidasi pada kedua gadis yang berdiri di depan cermin toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Used To Be A Family
Fanfiction[ • read at your own risk • ] [Harap follow terlebih dahulu sebelum membaca.] 🦋 c o m p l e t e d 🦋 trigger warning; mental issue suicide toxic self injury murder ❞ What's your favorite candy? ❞ ...