MDAK EPS 24

1.9K 133 5
                                    

POV Y/N.

Setelah pertengkaranku dengan Solbin aku langsung pulang kerumah tanpa Seokjin.

Sebelumnya aku pulang mendahului Seokjin, tanpa berpamitan pada keluarganya. Saat itu aku sangat marah dengan sikap Seokjin makanya aku pergi meninggalkanya.

Aku duduk di atas kasurku sembari memeluk kakiku. Aku menangis tersedu-sedu merasakan ketakutan pada diriku sendiri.

Malam itu, Aku merasa tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Orang-orang terdekatku kini terasa sangat jauh bagiku. Aku pun teringat dengan Taehyung. Disaat seperti ini dialah yang selalu menenangkanku, tapi kini dia bagaikan ditelan bumi, menghilang tanpa kabar. Seakan-akan seperti sudah membuangku.

Aku menjatuhkan kepalaku tepat dilututku yang sedang kupeluk sedari tadi. Tangisanku pun pecah, karena tak bisa berbuat apa-apa lagi.
...
.
.
.
.
.
.
AUTHOR POV.

Wanita itu kini hanya menangis tersedu-sedu. Namun tak lama kemudian Seokjin pun datang membukakan pintu kamarnya.

Y/n menoleh kearahnya.

"Y/n!!" Panggilnya sembari berjalan kecil menghampiri wanita yang tengah menangis itu.

Ia lalu duduk ditepi kasur, dengan tatapan sendu.

Y/n langsung saja memalingkan wajahnya kesembarang arah, karena ia masih kesal dengan kejadian tadi.

"Y/n, aku minta maaf atas kejadian tadi!!" Ucap Seokjin sendu.

Perlahan Y/n mulai melihat kearahnya kembali dengan tangisan yang masih sama.

"Kau tak perlu meminta maaf!! Itu bukan salahmu. Solbin benar?? Aku hanyalah wanita murahan, wanita miskin, tidak punya harga diri--."

"Y/n, jangan merendahkan dirimu sendiri!!" Seka Seokjin, yang langsung saja memeluk wanita dihadapannya itu.

Y/n tercengang dengan apa yang Seokjin lakukan padanya. Sedangkan pria itu kini mencoba mengusap-ngusap punggung Y/n untuk menenangkannya.

Tangisan wanita itu pun kian memecah, ia benar-benar menangis dipelukannya Seokjin.

"Y/n, menangislah sampai hatimu merasa tenang kembali!! Aku akan menemanimu disini. Aku tau saat ini kau marah padaku, karena aku sudah menghalangimu untuk menampar Solbin. Tapi aku mempunyai alasan kenapa aku melakukannya." Jelasnya terus mengusap-ngusap punggung Y/n.

Setelah mendengar penjelasan Seokjin, tangisan Y/n pun seketika terhenti sembari melepaskan pelukannya. Y/n mendongak kearahnya.

"Wae?? Memangnya kenapa??" Tanya Y/n penasaran.

Seokjin tersenyum simpul kearahnya. Ia lalu menarik nafas singkat dan mulai menceritakan alasannya.

"Solbin bukan orang biasa Y/n. Dia adalah anak dari sahabat kakekku, sejak dulu dia sangat berambisi ingin memilikiku."

"Lalu kenapa kau tak menerimanya?? Dia gadis yang cantik, kaya, berbeda jauh denganku."

Seokjin lantas terkekeh dengan pertanyaan wanita itu. Ia malah mengelus puncak kepala Y/n, dan kembali melanjutkan perkataannya.

"Sifat jahatnyalah yang membuatku tak menyukainya. Dia itu gadis yang sangat licik, dia bisa melakukan berbagai cara apapun demi memenuhi keinginannya."

"Lalu kenapa kau tak memberitahukan kakekmu saja tentang kelakuan mereka Seokjin??" Tanya Y/n yang masih belum mengerti.

"Justru itu?? Aku perlu waktu untuk membongkar semua kejahatan mereka. Kakekku tidak akan percaya begitu saja jika belum ada bukti yang kuat. Mereka itu pintar sekali bersandiwara!! Tapi kau tak usah hawatir aku akan selalu menjagamu dari orang-orang yang berniat buruk padamu."

Degggg,,

Seketika jantung Y/n berdeguk kencang, sesaat mendengar kalimat terakhir dari Seokjin. Tiba-tiba saja, rasa takut yang menguasai diri wanita itu sekejap sirnah, karena merasa dirinya kini terlindungi.

Y/n lantas memandang kearahnya kembali.

"Kim Seokjin." Panggil Y/n.

Seokjin hanya berdeham.

"Aku ingin menanyakan sesuatu. Kenapa kau selalu bersikap baik padaku?? Maksudku kita tidak terlalu kenal, tapi kenapa kau selalu memperlakukanku dengan baik. Aku--"

"Apa kau merasa tidak nyaman??" Ucapnya memotong perkataan Y/n.

"Tidak bukan begitu, hanya saja--."

"Aku hanya berusaha sebaik mungkin agar kau tak merasa tertekan dengan semua ini. Aku bersikap baik karena memang aku orang baik. Tidak ada maksud apapun!! Aku mau kita bersahabat dengan keadaan agar semua berjalan lancar. Agar kita tidak saling menyakiti satu sama lainya, hanya itu saja."

Mendengar penjelasan Seokjin Y/n pun merasa bersalah.

"Aku minta maaf jika pertanyaanku membuatmu tersinggung." Ucap Y/n menyesal.

"Tidak perlu meminta maaf!! Wajar kau menanyakan hal itu, tidak masalah. Setidaknya tidak ada salah paham lagi." Jelasnya.

Y/n hanya mengangguk tanpa kata.

"Sudahlah, sebaiknya kau tidur saja sekarang!! Aku pergi dulu ya."

Seokjin lalu bangkit dari duduknya, dan pergi meninggalkan Y/n.

Setelah Seokjin sudah pergi dari kamar?? Saat itu Y/n pun memutuskan untuk tidur, dan tak mau memikirkan masalah tadi.

Ia pun langsung saja mengambil selimutnya, sembari merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disisi lain, Seokjin pun kini sedang duduk diruang tamu. Terlihat jelas di wajahnya tersimpan banyak kegelisahan.

"Bagaimana ini bisa terjadi?? Baru satu hari menikah, Y/n sudah harus mendapatkan perlakuan yang kurang baik. Aku lebih menghawatirkan keadaannya sekarang. Aku tidak ingin dia merasa tertekan dengan pernikahan ini. Dia harus bahagia." Gumam Seokjin resah.

Seokjin lalu menggeram frustasi sembari menjambak rambutnya dengan kasar.

"Agrrrrrh, kenapa perasaanku menjadi seperti ini?? Apa aku mulai tertarik pada Y/n?? Itu tidak mungkin!! Jelas-jelas dihatiku masih ada wanita itu?? Aku masih mencintainya?? Atau hatiku sudah berubah?? Aisss,, semua ini hanya membuatku gila." Pekik pria itu kesal.

Seokjin lalu menghelas nafas panjang, sembari bangkit dari duduknya.

"Sudahlah!! Lagi pula kenapa aku harus hawatir dengan Y/n?? Dia hanya istri pura-puraku saja. Kenapa aku jadi begini??" Ucapnya yang langsung saja pergi menuju kamarnya.
...
.
.
.
.
.
.
.
Pagi pun telah tiba.

Y/n baru terbangun dari tidurnya. Perlahan ia pun mulai membuka matanya, sambil menggeliatkan tubuhnya. Seketika matanya pun terbuka lebar, sesaat ia mencium aroma pasakan.

"Bau apa ini?? Harum sekali, seperti harum pasakan??" Ucapnya, yang langsung saja bangkit dari tidurnya.

Dengan rambut yang masih berantakan, Y/n pergi keluar dari dalam kamarnya untuk mencari sumber aroma pasakan tersebut.

Ia berjalan menuju dapur dengan wajah bantalnya.

Seketika mata dan mulutnya terbuka lebar, sesaat melihat Seokjin yang sedang memasak didapur.

"Kau bisa memasak??" Tanyanya menghampiri Seokjin.

Seokjin menoleh inten kearahnya.

"Kau sudah bangun?? Bagaimana perasaanmu sekarang, sudah baikan??" Tanya Seokjin, sambil menuangkan bubur ke sebuah mangkok di depan Y/n,  yang kini sudah terduduk dikursi meja makan.

"Sudah, tapi mataku masih terasa perih karena terlalu lama menangis." Jawabnya sembari memegang kedua matanya.

Seokjin lantas terkekeh.

"Sudah, sebaiknya kau mandi saja sekarang!! Nanti akan kukompres matamu agar tidak terlalu bengkak." Suruhnya tersenyum simpul kearah Y/n.

"Baiklah." Tanpa basa-basi Y/n pun langsung saja pergi untuk mandi.

Sedangkan Seokjin, ia mulai menyiapkan air hangat untuk mengkompres mata Y/n nantinya.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....

Menikah Di Atas Kertas [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang