Ig : Anantapio26_
Kalo suka bisa share ke temen-temen kalian. Kalo gak suka sama ceritanya bisa kalian simpan sendiri :)
Happy reading..
Sepertinya ia terlalu pagi untuk menapaki pelataran sekolah yang kini dipenuhi oleh panggung pentas seni. Laisa melirik ke arlojinya. Ya, baru pukul setengah tujuh. Pantas saja, sekolah masih terlihat sepi dan tidak banyak siswa-siswi yang berkeliaran.
Langkahnya terus berjalan melewati koridor utama menuju kelasnya yang ternyata saling berhadapan dengan kelas ... Nanta? Laisa menghentikan langkahnya saat melihat laki-laki itu tengah berjalan dari arah berlawanan. Tepatnya dari arah tempat parkir. Kedua temannya pun ada di sisinya. Mereka sedang bercanda ria, berbeda dengan Nanta yang justru sibuk menata rambut hitam dan lebatnya.
Tidak lama kemudian, Dimas bersiul jahil dengan mata tertuju ke arah Laisa. Lalu merentangkan kedua tangannya untuk menghentikan langkah kedua sahabatnya.
"Wih! Pagi-pagi udah ketemu bidadari aja," kata Arya setengah berseru girang.
Menanggapinya Laisa hanya terkekeh kecil.
Nanta mengangkat wajahnya untuk melihat siapa gadis yang kini menjadi target kejahilan Arya dan Dimas. Ah, ternyata ... gadisnya. Ehm! Laisa, bukan gadisnya.
"Hai," sapa Nanta agak kaku. Kemudian seulas senyuman mengembang di bibirnya.
Laisa membalas senyumannya sekilas. Sebelum mengayunkan langkah kakinya lagi.
"Jiah! Dicuekin," maki Dimas pada Nanta.
"Dah, biasa itu mah. Shy-shy cat." Arya yang meresponnya.
"Oh iya bener." Dimas mengangguk.
Nanta geleng-geleng kepala sambil menatap langkah Laisa yang sebentar lagi menghilang masuk ke kelasnya. Kemudian Dimas dan Arya menepuk bahunya bergantian. Mereka berlalu masuk ke kelas lebih dulu.
Menghela napas sejenak dan berusaha melupakan hal tadi. Nanta segera menyusul langkah kedua sahabatnya.
Seiring berjalannya waktu, kelas mulai ramai oleh para penghuni barunya. Mereka bersiap-siap merapikan segala kostum aneh yang dipakainya. Nanta? Ia hanya mengenakan kostum sederhana dengan blangkon di kepalanya. Tapi, menurutnya itu cukup untuk menambah kadar ketampanannya yang natural.
Iya, hari ini adalah hari terakhir masa orientasi siswa. Dan semuanya diwajibkan memakai kostum sekreatif mungkin.
Dimas mengenakan kain songket di pinggangnya dengan asal. Sampai ada seseorang berseru memakinya.
"Bukan gitu makenya, bego!" Itu suara Anye yang katanya seorang selebgram sekaligus model majalah remaja.
"Dih! Gue yang make lo yang repot. Dasar betina!" balas Dimas memakinya.
Anye terlihat mendesis sebal. Kemudian dengan langkahnya yang lebar mendekati Dimas. Ia menarik kasar kain songket yang Dimas kenakan.
"Nih, liat. Gue ajarin," katanya dengan nada bicara tidak bisa santai.
"Hm." Dimas hanya menggumam malas.
Pandangan Arya tertuju pada jam dinding. Lima menit lagi pasti bel akan berbunyi nyaring dan menyuruh semua siswa baru untuk berkumpul di pelataran luas sekolah.
Sedangkan Nanta, ia menyembulkan kepalanya dari balik jendela yang terbuka lebar. Matanya tanpa sengaja menangkap sosok Laisa yang tengah membantu Putri untuk mengenakan mahkotanya yang terbuat dari anyaman kertas warna-warni.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXIOMATIC (END)
Teen Fiction(HARAP FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU) (Prequel of Kisah Tentang Ananta'S) Ini tentang laki-laki kaku dengan perasaannya yang kelu. Juga tentang cemburu dan rindu yang memaksa untuk menyatu padu. Tentang sajak dan alunan kisah. Pun tentang perjua...