Part 29

760 67 9
                                    


    Ghana begitu resah karena tak ada satupun orang yang bisa membantunya menyelesaikan masalah kali ini. Pria itu melamun sambil meremas kain brokat warna putih di tangannya.

"Mau kuapakan kain ini?" sergahnya. Ghana membayangkan seandainya dia tidak melakukan sebuah kesalahan, bisa sedikit menahan egonya, mungkin saat ini dia akan menjadi salah satu pria paling berbahagia.

Menikah dengan Nasya Dzulaikha. Gadis paling cerdas dan juga berprestasi, berasal dari keluarga baik-baik dan tidak pernah membuat masalah.

Nasya juga wanita yang tulus bersedia membantu siapapun sepanjang dia mau. Membuat Ghana pernah merasakan mendapatkan satu paket calon istri ideal, sayangnya Nasya tak pernah mau digiring menuju ranjang untuk bersenang-senang.

"Sial sekali hidupku ya ampun." Ghana membenamkan kepalanya di bantal kemudian mengingat sesuatu tentang paranormal online.

Yup.

Beberapa waktu lalu, dia melihat di salah satu media sosial, ada paranormal online yang bisa menerawang hubungan jarak jauh.

"Nama lengkap dan tanggal lahir kalian berdua?" tanya admin yang menjadi perantara komunikasi dengan Nyai Adem.

Nama paranormal itu Nyai Adem, dengan falsafah mendinginkan hubungan percintaan yang sedang memanas.

Ghana mengirimkan tanggal lahir lengkap dan nama mereka berdua. Pemuda putus asa itu ingin tahu masa depan percintaannya serta trik dan tips untuk mendapatkan kembali kekasihnya.

"Buntu." Ghana tercekat mendapatkan jawaban seperti itu dari admin paranormal setelah beberapa saat menunggu.

"Yah, nggak bisa begitu dong." Ghana terlihat protes pada Nyai Adem, karena hatinya justru merasa panas setelah mendengar jawaban seperti itu.

"Anda dan kekasih anda ini elemennya air dan api. Anda api dan Si Mbaknya air. Mirip saya, adem."

"Ehlah ya ampun, kenapa bisa begitu sih?"

Ghana meraih kain brokat milik Nasya dan hendak meminta mantra-mantra khusus untuk membuat Nasya kembali padanya.

"Mantra?" Nyai Adem menggaruk kepalanya, paranormal yang berusia dua puluh tahun dan menjadi salah seorang mahasiswi psikologi di sebuah universitas itu memang bukanlah paranormal sungguhan.

"Iya, Nyai. Pasti ada ilmu-ilmu khusus untuk menaklukkan hati wanita yang sudah membenci kita, bukan?"

"Masalahnya apa dulu nih?"

"Gue khilaf. Udah itu aja masalahnya."

"Ya minta maaf kalau begitu."

"Nggak dimaafin. Dia malah cabut sama sahabat gue yang nggak guna itu dan mereka mau nikah. Gila, nggak?"

"Lo uda minta maaf, belum?"

Ghana tersenyum melihat korek di kantong celananya. "Ah, lo banyak tanya. Pusing gue. Nggak guna lo sama aja kayak temen-temen gue."

"Ya, lo emang nyebelin. Pantesan ditinggalin cewek lo. Sukurin!" Paranormal online yang sambil mengerjakan tugas kuliah itu juga ikut kesal dengan sikap Ghana.

Ghana beranjak dari tempat duduk, bergegas mengambil sedikit bensin. Menyiramkan pada kain berwarna putih itu dan membakarnya bersama selembar foto Nasya.

Ghana yang malam sebelumnya membaca kitab mantra-mantra ilmu sesat yang juga dibeli secara online, merapalnya sebelum melemparkan korek gas yang menyala.

Senyum dingin nan licik tersungging di bibir Ghana saat api itu mulai membesar. Sayang sekali, ketika api mulai membakar, bersamaan dengan itu juga hujan mulai turun.

Kamar KostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang