Pov 3
.Miranti berkirim pesan kepada Fani untuk bertemu di suatu tempat. Kafe Sendu, namanya. Kafe milik keluarga Miranti yang letaknya di lingkungan kampus.
Selalu ramai dikunjungi karena menyediakan wifi gratis dan buka dua puluh empat jam. Banyak mahasiswa fakir paket data memesan segelas kopi bahkan sebotol air mineral hanya untuk online gratis di sana.
"Nyonya Meneer, apa kabar?" sapa salah satu pelayan ketika Miranti tiba. Gadis perlente itu hanya melepas kaca mata hitam sembari mengangkat sebelah alisnya.
"Hallo, bala putus cinta. Jomblo."
Pelayan itu tersenyum getir saat mengingat, dirinya pernah menggoda Miranti. Saat itu dia baru saja diterima bekerja dan Miranti serta teman-temannya tengah berkumpul bagaikan mahasiswi tingkat akhir yang sedang bosan.
Mobil Andreas yang mengikuti dari belakang juga tiba bersamaan. Pria berpenampilan rapi itu terheran-heran dengan sikap Miranti yang tiba-tiba saja meradang lalu memintanya mengikuti dari belakang.
"Mir, setidaknya jelasin. Ini ada apa sebenarnya. Gua udah mirip kerbau kena pelet kalau begini. Nurut aja padahal nggak ngerti masalahnya."
"Dah ... diem aja lu. Tunggu Fani datang."
Fani tiba beberapa menit kemudian. Membawa beberapa paper bag dan juga tas yang lumayan besar. Gadis berwajah oriental itu berlenggok bak supermodel menghampiri Andreas.
Satu kecupan di kening pria itu cukup membuat Andreas sedikit malu. Fani memang sangat mesra jika sedang berdekatan dengan pacarnya. Bahkan sejak merencanakan menikah, mereka tak sungkan berpelukan di depan umum.
Sepuluh tahun berpacaran rasanya sudah cukup bagi Fani dan Andreas untuk saling mengenal kemudian menikah.
Fani yang duduk di samping Andreas saling mengeratkan jemari. Dua wanita itu mulai menceritakan perlahan mengenai status hubungan rumit Ghana, Nela, Heri dan juga Nasya.
Hingga tiba pada point bahwa, Nela sempat mengandung anak hasil hubungan terlarangnya dengan Ghana.
Andreas tercengang mendengar penjelasan dari Fani dan Miranti tentang kandasnya kisah cinta sahabat-sahabat mereka secara tragis.
"Jadi maksudnya, mereka tukar pasangan ya? Kok bisa sih, siapa yang punya ide? Lucu banget teman-teman kita. Kenapa sih mereka?" ucap Andreas sambil tertawa sendiri.
Hadeh. Miranti hampir saja menyemburkan minuman dari mulutnya saat mendengar pertanyaan Andreas.
"Ya bisa, Ndre. Lu makanya jangan tanah sengketa melulu yang diurusin. Sekali-kali main sama manusia."
"Terus kok bisa sih tukerannya cocok gitu, apa karna inisial mereka ya Ghana-Nasya disingkat Ganas."
Fani mencubit lengan kekasihnya sambil menahan tawa, "ngomong apa sih, Beibs?"
"Tau nih anak cocokologi banget lu kayak Mbah Mijon," sahut Miranti.
Dengan berat akhirnya Andreas menceritakan rencana Ghana untuk menikahi Nasya dengan mahar beberapa lahan potensial dan juga aset-aset berharga milik keluarganya.
"Kemaren gua minta kartu identitas Nasya buat balik nama gitu makanya gua tahu."
"Dikasih sama Nasya?" Miranti memicingkan mata penasaran.
"Dikasih."
"Terus lu jelasin ke Nasya, KTP-nya buat apa?"
"Nggak."
"Uh, lu pengen gua toyor aja rasanya, Ndre."
Fani mengusap dada Miranti yang mengembang mengempis berganti-gantian menahan emosi. Andreas tidak bersalah karena dia memang tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamar Kost
RomanceAda pepatah bijak mengatakan, jangan pernah menceritakan kelebihan, kebaikan pasangan kalian pada orang lain. Karena itu sama halnya membuka jalan dan memancing penasaran bagi orang lain untuk masuk ke dalam hubungan sebagai pihak ketiga. Begitu pu...