"Lan Huan! Akhirnya kita bertemu lagi. Walau bukan di sekte" katanya saat sudah berada tepat di depanku.
"Iya, sudah tiga Minggu kita tidak bertemu kembali. Bagaimana kabarmu Yangyang?" Tanyaku padanya. Namun yang ku lihat ekspresi wajah nya yang tegang membuatku menatapnya heran. Ketika aku menatap kearah dua muridnya ekspresi yang sama seperti Yangyang terlihat di kedua murid Yangyang.
Ada apa dengan mereka?
"K kau... Serius? S sudah tiga Minggu kita tak bertemu setelah kejadian di Yin Long?" Tanyanya dengan gugup. Ada apa sebenarnya? Aku semakin bingung.
"Tentu saja Yangyang, kita sudah tiga Minggu tidak bertemu. Ada apa memangnya?"
"Lan Huan, kau serius sudah tiga Minggu kita tidak bertemu?! Tapi... Aku merasakan baru kemarin aku dan rombonganku pergi menyelamatkan dua muridku yang hilang di kota mati dan sekarang saat bertemu denganmu, kau berkata kita sudah tiga Minggu tak bertemu? Yang benar saja" entah aku harus meringis atau tertawa atau lagi ikut sedih karena ekspresi lucu yang dikeluarkan Yangyang membuat hatiku nyaman dan hangat. Ya, rinduku kepadanya sudah terpenuhi.
"Itu memang benar A-Yang, kita sudah tak bertemu semala tiga Minggu." Kataku dengan pelan dan lembut sesekali aku menepuk-nepuk kedua tangannya yang sedang memegang tangan kananku.
"Zhaoyang-hong Shuwan, mungkinkah.... Kota mati itu juga dilingkupi dengan array ilusi. Jadi saat kita semua memasuki kota tersebut ilusi itu sudah mulai aktif? Tapi... Bukankah itu aneh? Maksud saya, bukankah saat sebelum kami berdua menghilang waktu masih sama?" Yin Huang menyampaikan pendapatnya.
"Itu bisa terjadi. Hah" kata Baojiang di akhiri dengan menghela nafas.
"Apa yang terjadi disana? Apakah Yangyang ingin menceritakan nya padaku? Jika Yangyang tidak mau maka aku tak akan memaksa Yangyang untuk bercerita" kataku.
'Lan Xichen mengapa kau meminta Yangyang menceritakan apa yang sudah dilaluinya saat ini? Kau tidak boleh ikut campur urusan orang. Kau harus tahu peraturan sekte dan mengapa kau bisa dengan mudahnya melanggar aturan' batinku meraung. Hah... Aku benar-benar bukan seperti aku yang biasanya.
Lan Xichen POV end
Setelah Lan Xichen berkata seperti itu dengan spontan Baojiang menceritakan semua kejadian yang terjadi di kota mati tersebut dari awal hingga akhir kecuali bagian Lan Wangji yang menanyakan tentang obat-obatan milik Wei Wuxian dan tentang obat kesuburan.
"Xue yang? Bukankah Xue yang sudah dipenjara di sekte Nie? Dan katanya, Xue yang sudah tewas sebelum kami melakukan tembak matahari di Bu ye Tian? Mengapa ini bisa terjadi?" Tanya Lan Xichen dengan terburu-buru membuat Baojiang gemas dengan Lan Xichen.
"Huan, ikut aku. Dan kalian berdua buat lah tenda. Tenda kalian masih ada kan? Gunakan itu karena kita tak mungkin melanjutkan perjalanan pulang jika hari sudah mulai gelap." Kata Baojiang dan di jawab kompak oleh si kembar Yin.
Dan Lan Xichen menjadi korban yang ditarik oleh Baojiang karena belum menjawab keinginan Baojiang dirinya sudah ditarik pelan oleh Baojiang. Dan disinilah mereka berakhir di hutan yang jaraknya lumayan jauh dari tenda rombongan mereka.
"Jadi Yangyang? Mengapa kau menarikku menjauh dari yang lain?" Tanya Lan Xichen dengan tenang.
"Kau harus berjanji terlebih dahulu untuk tidak membocorkan apa yang baru saja kamu lihat Huan, agar tidak menjadi suatu masalah yang terjadi nantinya. Seperti... Para pemimpin sekte kecil lainnya mulai menghina dan mencaci-maki Yin Long secara terang-terangan." Kata Baojiang dengan suara yang sedikit terdengar tegas namun wajah manisnya berubah menjadi serius.
Lan Xichen yang melihat hal tersebut mulai mengangkat tiga jarinya dan mulai melakukan sumpah setelahnya barulah Baojiang merasa lega.
"Tatap mataku dan jangan alihkan pandanganmu karena kau terkejut. Terus saja kau tatap mataku, ok?" Kata Baojiang dan diangguki oleh Lan Xichen. Dan saat itu pula mata biru langit Baojiang berubah menjadi mata merah darah dengan pola bunga di tengahnya. Mata yang hanya Yin bersaudara tahu, mata Mangekyou sharingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Wife [ TAMAT ]
FanfictionNaruto syok ketika tahu sang kekasih sedang melakukan hal hina didepan matanya dan terkejut dengan alasan sang kekasih. Menangis dan merenung di atas patung pahatan wajah ayahnya dan mendapati sesuatu informasi yang disembunyikan selama ini oleh sa...