32. Salah Orang

775 63 11
                                    

"Kita tidak akan ngebiarin brengsek manapun dengan mudahnya ngegagalin rencana kita."

~~~

Hari sudah semakin malam, langitpun sudah semakin gelap dan bulan sudah hampir setengah menampakkan dirinya tapi tak kunjung membuat segerombolan remaja itu mengurungkan misinya malam ini.

Padahal ini malam minggu yang seharusnya mereka jalan dengan pacar ataupun nongkrong-nongkrong untuk menikmati masa mudanya tapi tidak halnya dengan geng DARK yang lebih mementingkan urusan geng dibanding melakukan hal yang tidak ada faedah menurut mereka.

Kini mereka berada di warung kopi yang jaraknya hanya melewati beberapa rumah saja dari gedung tua untuk sekedar mengintai lagi.

Mereka berempat duduk dengan wajah tegang sambil memperhatikan dengan teliti layar laptop yang sengaja mereka bawa untuk melihat apakah brengsek itu akan datang lagi ke gedung tua itu.

Sekitar sudah dua jam mereka menunggu disini tapi yang ditunggu tak kunjung menampakkan dirinya juga padahal sudah beberapa hari mereka memasang kamera pengintai dilokasi itu.

Mereka memang hanya memasang kamera pengintai di satu sudut area saja karena menurutnya pelaku itu hanya memunculkan dirinya diarea tengah gedung jadi tidak perlu memasang kamera pengintai diarea ruangan lain.

Rasa kesal dan amarahpun bergejolak dihati mereka tapi tidak sampai membuat mereka menyerah begitu saja sebelum terangnya matahari bersinar dilangit.

"Aku lelah..." ucap Kenzo dengan dramatisnya

"Sabar aja, gue yakin malam ini pasti tu orang bakalan dateng juga " ucap Devaro meyakinkan

"Pasti! Soalnya malam-malam kemarin ga ada tanda-tanda kalo dia datang ke gedung tua." sahut Albara

Mereka berempat meghembuskan nafas berat, semoga saja usaha mereka untuk memecahkan misteri ini akan segera selesai agar bisa tenang.

"Bentar-bentar! Kalian liat!" tunjuk Rezvan ke arah layar laptop

Ia melihat ada sesuatu yang mengganjal dilayar laptop seperti ada seseorang misterius yang memasuki area gedung tua itu.

Benar itu adalah seseorang yang postur badannya memang agak mirip dengan seseorang yang selama ini mereka cari.

Tapi tunggu?

Memang pakaian bawahan yang seseorang itu pakai bewarna hitam tapi jacket yang ia pakai sepertinya geng DARK agak mengenal seseorang itu di layar laptop yang menampilkan keadaan diarea dalam gedung tua lewat kamera pengintai alias cctv.

"Gelagatnya aneh banget ga sih, kayak yang tau kalau disitu ada cctv." heran Rezvan

Albara mengangguk menyetujui. "Bener! Gue jadi nambah curiga aja nih"

"Tapi kok itu berasa bukan si brengsek itu deh, kayak..." pikir Kenzo

"Kayak apa hayo..." canda Kenzo agar suasana tidak tegang

Tidak, ini bukan waktunya bercanda.

"Hayo cepet kita kesana." seru Devaro menarik jacket mereka masing-masing

"Bi nitip laptop sama motor kita ya, awas kecolongan." suruh Albara ke bibi warung yang mereka tumpangi tadi

"Siap den!" Bibi warung itu mengacungkan jempolnya bertanda mengiyakan

Tanpa berpikir panjang lagi dengan sangat gercep, mereka berempat langsung berlari terburu-buru menuju gedung tua yang tidak jauh untuk memastikan apakah itu benar-benar seseorang yang selama ini mereka cari.

Princess Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang