43. Mawar Hitam

851 54 8
                                    

"Bagian terbaik dalam setiap luka adalah proses penyembuhannya yang hanya bisa disembuhkan oleh sang waktu."

~~~

SMA Garuda dan seluruh sekolah di Indonesia sudah mulai masuk semester baru dimana bagi kelas XII ini adalah semester terberat dan juga menyenangkan karena sebentar lagi akan lulus.

Hari pertama masuk sekolah setelah sekian lama libur membuat para siswa-siswi ada yang bergairah dan ada juga yang seperti tidak bersemangat.

Tapi tidak bagi Devaro yang masih setia menunggu Ryehanna mencatat pelajaran yang ada dipapan tulis padahal murid lain sudah berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut.

"Selamat pagi Princess!" sapa Devaro yang duduk dikursi kosong sebelah Ryehanna

"Udah siang." jawab Ryehanna dengan mata yang masih fokus mencatat

"Gapapa lah masih cerah juga." ucap Devaro yang tidak dibalas oleh gadis itu

"Kekantin yuk princessss!" bujuk Devaro dengan manjanya.

Mengapa cowok disebelahnya ini yang dicap badboy sekolah maupun dijalanan seketika menjadi manja jika berada didekatnya? Benar kata orang-orang, bahwa sikap seseorang tergantung kepada siapa ia berteman.

Oh ralat! Ini bukan berteman melainkan pedekatean.

"Lagi nyatet." cuek Ryehanna

"Ih hayolah, ntar Varo makan Hanna loh biar tau rasa!" ancam Devaro dengan nada bercandanya

"Jangan sebut nama itu!" bentak Ryehanna keras yang sudah menajamkan tatapannya

Devaro menautkan alisnya bingung mengapa Ryehanna bisa semarah itu? Padahal ia hanya menyebutkan nama belakangnya saja dan juga kemarin di makam, gadis itu memanggil dirinya dengan sebutan itu.

Daripada ia membuat gadis itu makin emosi, Devaro mencoba membicarakan hal-hal lucu walaupun Ryehanna yang fokus mencatat sehingga tidak tahu apakah gadis itu mendengarkan ucapannya apa tidak.

Berjuang terus walaupun tidak dihargai. Dengan hastag bang Keken yang ga laku-laku.

"Kenapa Kenzo perutnya buncit?" tanya Devaro, tidak apa-apalah nyolong nama teman buat menghibur gebetan, pikirnya.

"Banyak makan."

"Salah!"

"Terus?"

"Perutnya dimasukin sama telor sapi kemarin."

"Emang sapi bertelur?"

"Gatau, coba tanya sama sapinya langsung."

"Sapi itu mamalia."

"Lia siapa? Gue ga kenal."

Ryehanna menepuk jidatnya heran, sejak kapan Devaro menjadi lemot sepertinya sepertinya ia ketularan sifat receh Kenzo.

Tanpa memperdulikan gangguan Devaro lagi, Ryehanna melanjutkan mencatat pelajaran yang ada dipapan tulis hingga selesai.

"Udah nulisnya?" tanya Devaro dengan raut muka gembira

"Udah." Ryehanna memasukkan semua peralatan nulis dan buku kedalam tas birunya

"Yuk!" ajak Devaro, tanpa menolak Ryehanna mengikuti langka cowok itu

"Etsss! Gandeng dulu dong." Devaro menunjukkan lengan sikunya yang dibentuk segitiga agar mudahan saja Ryehanna mau memeluk pergelangan tangannya itu walaupun itu sangat mustahil.

Princess Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang