"Aku hanya tak ingin mengulangi kisah pahitku di masa depan nanti, cukup masa lalu saja yang membuatku kehilangan keluargaku. Untuk saat ini, biarlah yang hancur akan tetap hancur dan yang akan segera pulih semoga disegerakan."
~~~
Malam ini terasa sangat sepi, handphonenya sudah lama tidak berdering atas telponan tengah malam yang biasanya Ryehanna lakukan dengan Devaro.
Padahal Ryehanna sudah menghubungi kembali para sahabat Devaro itu tapi sama saja, mereka tidak mendapatkan apapun tentang kabar Devaro saat ini atau mungkin sengaja tidak memberitahu.
Ryehanna kini memilih untuk bersantai-santai saja diapartementnya sambil membaca buku novel ditangan dengan secangkir teh hangat, ia duduk diatas kursi meja kerja milik Ryenand yang menghadap ke jendela luar sehingga terlihat suasana jalanan kota ini.
Sedangkan Ryenand, cowok itu memukul-mukul samsak yang digantung menggunakan tangannya yang sudah dilapisi sarung tinju.
Hingga pukulan terakhir ia pukulkan lalu melepas sarung tinju itu dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur sembari mengelap keringat yang bercucuran dikeningnya. "Duh capek banget gue."
"Tu tadi Hanna buatin sop buah kesukaan abang, ada diatas meja makan." kata Ryehanna yang masih fokus membaca bukunya.
"Wah beneran? Gila artinya udah 3 tahun abang ga makan sop itu ya terakhir dimasakin mama sih." Ryenand menghampiri Ryehanna kemudian mencubit dengan gemasnya pipi gadis itu, "Aduh makasih banyak adikku! Gue abisin ya."
"Sakit anjir! Abisin aja." balas Ryehanna mengerang kesakitan.
Lalu Ryenand berjalan kearah meja makan yang ada didapur, melihat ada banyak sekali makanan tersaji diatas meja makan itu.
Ia memakan sop buah buatan adiknya tapi sesaat kemudian handphone yang ada dicelananya bergetar lalu segera mengangkatnya.
'Kenapa?'
'Hah yang bener lo?'
'Oke gue kesana sekarang'
Ryenand menutup telponnya sepihak kemudian menaruh sop buah itu kembali keatas meja makan dan mengambil jacketnya.
Menghampiri Ryehanna yang sedang berdiri mematung sembari memegang ponsel ditangannya, "Hanna, abang pamit dulu bentar." izinnya
"Mau kemana?" cegah Ryehanna menahan pergelangan tangan abangnya, "Ada urusan sebentar sama temen abang, kamu jangan kemana-mana ya." ujar Ryenand
"Tapi bang, Hanna dapet telpon kalo tante Livya mau melahirkan." nada bicara Ryehanna mulai merendah.
"Hah? Sekarang?" kaget Ryenand
"Ga! Taun depan! Ya sekarang lah." balas Ryehanna
"Duh gimana nih?! Mana ini urusan penting banget sama temen gue." Ryenand menggaruk tengkuknya kebingungan, "Oh gini aja, lo kesana duluan ntar abang nyusul okey!"
"Hanna naik taksi gitu?" tanya Ryehanna
"Iya gapapa kan, keburu telat kalo nganterin lo dulu. Yaudah bye adikku! Jangan nyasar!" Sempat-sempatnya ia mengelus puncak kepala Ryehanna, kemudian Ryenand bergegas pergi keluar dari apartement.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ice [END]
Teen FictionIni tentang Ryehanna Arestha Neldric, gadis berparas cantik yang tidak pernah berhenti berjuang dengan takdir semenjak kehilangan segalanya termasuk orang-orang yang ia sayangi membuat sifatnya berubah drastis menjadi gadis dingin. Gadis itu hanya k...