24. Makan Malam

922 97 14
                                    

"Teman yang baik itu seperti bintang yakni kita tidak selalu melihatnya tapi kita tahu mereka selalu ada disana menamani kita."

~~~

Matahari sudah kembali keasalnya dan mereka berdelapan tersebut segera keluar dari kolam berenang kemudian segera masuk kedalam rumah Devaro untuk segera mengganti baju kering.

Bulan yang sudah menyinari langit dan juga lampu rumah sudah menyala terang seantero rumah besar milik keluarga William tersebut.

Didalam rumah Devaro sudah ada orang tuanya pulang kerja dan adiknya habis pulang les, ada juga para pembantunya yang tidak bisa dihitung jari juga sedang mengerjakan pekerjaan masing-masing.

Melihat anak-anaknya basah kuyup maghrib gini membuat Ghina menggeleng-gelengkan kepala heran. "Kalian ini cepat ganti baju, habis itu kita makan."

"Maaf ma." Devaro membalas perkataan Ghina dengan cengengesan

"Yaudah cepat sana ganti, ntar rumah malah banjir lagi gara-gara kalian." perintah Ghina

"Tante kayak gatau kalo kita main disini tu pasti banyak ulah." ucap Kenzo jujur

"Gapapa juga daripada tu anak menjomblo dirumah." sindir Ghina sambil melirik kearah anak cowoknya tersebut

Devaro mengerucutkan bibirnya bertanda kesal akan mamanya yang suka tidak kasihan dengan anaknya ini.

Kemudian Devaro dan para sahabatnya berjalan menaiki tangga ke lantai atas untuk bersalin.

"Dek lo anter kakak-kakak ini ganti baju dikamar lo, dan pinjemin baju buat mereka." perintah Devaro menoleh ke arah Vanya yang langsung diangguki oleh adiknya itu.

"Yuk kak." Vanya mengarahkan keempat kakak kelas cantiknya itu masuk kedalam kamar miliknya untuk berganti baju

Masuklah kedalam kamar besar milik adik Devaro tersebut membuat mereka berempat takjub karena wangi vanilla menghiasi kamar bernuansa putih ini.

"Kakak ambil baju dilemari sana aja, pilih aja yang mana yang cocok." tunjuk Vanya kearah salah satu lemari pakaian dikamarnya

"Ini terserah kita ya pilih yang mana." Freslyn membuka lemari pakaian itu lalu segera memilih salah satu pakaian yang cocok untuk dirinya

Lalu cewek berempat itu segera memilih pakaian kemudian menyalin kebadan mereka, tentunya mereka memilih baju sweater saja yang nyaman dipakai malam hari dan bawahan yang simple.

"Oh iya baju ini dikemanain?" Aleyssa menunjukkan baju seragam mereka yang basah habis berenang tadi

"Entar aku suruh pembantu buat nyuciin baju kakak, ntar pas kakak balik udah kering kok." balas Vanya dengan ramah

"Ehm boleh minta parfumnya sedikit ga?" pinta Namira

Vanya langsung beranjak mengambil parfum miliknya dan menyodorkan ke Namira. "Boleh, ini kak."

Disemprotkannya sedikit parfum ke baju karena Namira tipe cewek yang sangat menjaga badan. "Makasih ya, kamu kamarnya wangi banget dan juga rapih lagi pasti bikin betah."

"Aku emang rajin ngerawat kamar kak." balas Vanya tersenyum

"Hayu keluar, makasih Vanya." ujar Aleyssa

"Thanks ya." ujar mereka berempat sekali lagi dan segera keluar kamar

Sudah terdapat keempat sahabat cowoknya tersebut yang duduk dikursi meja makan besar ruang tengah dan juga sudah ada orang tuanya Devaro.

Dilihatlah para geng cewek sudah terlihat cantik dan juga wangi sehabis berenang membuat Rezvan terpesona. "Wah ciwi-ciwi udah pada glowing aja nih."

Princess Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang