"Aku harap ini semua hanya mimpi, mimpi buruk yang tidak ingin aku alami. Hingga sebuah penyesalan yang datang dihidupku membuat aku tersadar, bahwa kita itu harus bisa menentukan pilihan hidup yang baik dan buruk agar tidak menyesal dikemudian hari."
~~~
Siang yang teriak ini, Ryehanna berniatan untuk pergi kerumah pohon hanya untuk sekedar menenangkan diri dari segala permasalahan ini.
Dilihatlah dirinya di kaca, betapa berantakannya wajah cantiknya saat ini. Kelopak mata yang semakin membesar, mata yang memerah sehabis menangis, rambut yang sudah lepek.
Gadis itu jadi tiba-tiba sering menangis semenjak Devaro koma, ini sudah minggu kedua cowok itu belum juga sadar diri.
Ia lebih suka mengurung diri di kamar sembari menatap foto-foto kenangan bersama cowok itu dan pastinya selalu mendoakan yang terbaik buat cowok yang tengah berjuang dikondisinya saat ini.
Ryehannapun bergegas keluar dari kamar menyelempangkan tas kecil, saat sampai dibawah. Ia tidak melihat siapa-siapa, mungkin Ryenand sedang pergi dan orang tuanya masih kerja.
Mengeluarkan sepeda kesayangannya bewarna biru yang sekarang jarang ia pakai, memang jarak dari rumahnya kerumah pohon lumayan jauh tapi tidak apa-apa sekalian cari udara segar.
"Devaro, andai pas itu gue ga marah sama lo. Mungkin kita sekarang masih senang-senang bareng."
Ryehanna hanya bisa menyesali semuanya, tidak ada kejadian yang diluar rencana Tuhan.
Ia menikmati segarnya udara siang ini walaupun sangat panas dengan bersepeda keliling kompleks sampai ke rumah pohon. Untungnya Ryehanna memakai kaos pendek polos sehingga tidak hareudang.
Merasa tidak malu naik sepeda seperti anak kecil karena hidup itu harus dipenuhi dengan kesederhanaan menurutnya.
Sampailah didepan rumah pohon itu, terlihat dari bawah seperti sudah lama tidak pakai. Benar sih, bahwa Ryehanna dan Devaro terakhir kesini sekitar berapa bulan yang lalu.
Iapun menyenderkan sepeda didepan rumah pohon itu lalu menaiki tangga satu persatu untuk keatas.
Sangat sunyi dan sepi, itulah yang bisa dideskripsikan keadaan rumah pohon ini. Barang-barang yang terlihat berantakan itu sangat menganggu penglihatan Ryehanna.
Hal pertama yang akan gadis itu lakukan yakni membereskan semua barang-barang ini sampai terlihat rapi, ia meraih bulu kemoceng yang tergantung didekat jam dinding.
Menyapu semua debu yang ada disetiap sudut ruangan dan membersihkan gitar yang dulu pernah ia mainkan bersama Devaro juga.
Hachimmm!
Gara-gara debu sialan itu Ryehanna jadi bersin kan, "Kotor banget sih gila! Wajar sih gue udah lama banget ga kesini bareng Devaro."
Ia melanjutkan acara menyapu-nyapu barangnya hingga mata Ryehanna tertuju pada sebuah bingkai foto kecil yang terletak diatas meja dan itu foto dirinya yang sedang meminum minuman dicafe dengan tidak menghadap ke camera, itu di cafe victoria!
Jangan-jangan Devaro diam-diam memfotonya?
Ryehanna mengembangkan senyumnya melihat itu, langsung ia bersihkan foto itu dan ditaruhnya kembali ditempat semula dengan sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ice [END]
Ficção AdolescenteIni tentang Ryehanna Arestha Neldric, gadis berparas cantik yang tidak pernah berhenti berjuang dengan takdir semenjak kehilangan segalanya termasuk orang-orang yang ia sayangi membuat sifatnya berubah drastis menjadi gadis dingin. Gadis itu hanya k...