Setiap Jumat pagi semua santri akan kerja bakti bersih-bersih di kawasan pesantren, Alisa yang ogah-ogahan akhirnya terpaksa ikutan karena Ustazah Sarah terus saja mengomelinya. Bagi seorang Alisa yang pemalas, tentu saja hal ini sangat berat, padahal dirinya hajya kebagian menyapu halaman saja, itu pun berdua dengan Zara.
“Alis, itu sampahnya dikumpulkan bukan malah nyapu seenaknya saja. Tuh kan malah berantakan, kamu bisa nyapu gak sih Al?” omel Zara, bekerja sama dengan Alisa bukanlah hal yang benar.
“Ya sudah, kalo gitu kamu saja lah yang nyapu,” ujar Alisa dengan santainya.
“Ihh, ya ndak boleh! Enak saja, kamu mah maunya terima beres terus!”
“Ya makanya jangan ngomel mulu kayak Si Sarah!”
Setelahnya, Alisa malah duduk sambil memperhatikan para santri yang tengah bekerja, kenapa dia malah bertingkah layaknya seorang bos?
Tidak lama, Ustazah Sarah datang menghampirinya dan lagi-lagi Alisa terkena semprot, namun Alisa tetap saja bersikap santai seakan ucapan Ustazah Sarah hanya angin belaka.
“Eh kamu, bukannya nyapu malah enak-enakan duduk!”
“Yaelah, duduk kan emang enak,” balas Alisa, acuh.
“Cepetan itu sapuin, tuh sampahnya masih banyak!”
“Ogah, nih lo aja yang nyapu! Jangan mentang-mentang ustazah, terus lo bisanya cuma nyuruh doang!”
Ustazah Sarah melotot, butuh tenaga ekstra jika berhadapan dengan Alisa, bawaannya emosi terus, Alisa adalah satu-satunya santri yang paling berani melawan.
“Kamu itu memang santriah edan, dibilangin malah ngelawan!”
“Nah, berarti lo juga ustazah edan.”
Dengan kesal Ustazah Sarah menggebuki Alisa dengan sapu lidi, sementara Si Alis langsung kabur menghindar, banyak santri lainnya yang menertawakan mereka, Alisa dan Ustazah Sarah memang terlihat seperti musuh bebuyutan.
“Anjir! Dikira gue kasur apa?! Pake digebuki segala, lihat aja pembalasan gue!”
Seakan mendapat ide, Alisa mengambil air bekas mengepel dan segera mencari keberadaan Ustazah Sarah.
“Wah, gelar aja ustazah tapi kelakuan gak ada akhlak, ngapain dia nyasar ke masjid?”
Alisa bersembunyi di balik tembok kelas, ia dengan sabar menunggu sang mangsa datang menghampiri.
Ustazah Sarah yang seharusnya melalui kelas di mana Alisa bersembunyi, malah berbelok karena ada seseorang yang memanggilnya.
Alisa menghitung setiap langkah yang ia dengar, Alisa sangat yakin jika itu mangsanya, Alisa malah terkikik membayangkan bagaimana wajah mangsanya nanti setelah mendapat kejutan darinya.
“Satu.”
“Dua.”
“Tiga.”
Byurrr.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rahasia✓
RomanceBagaimana ceritanya jika sang ayah menikahkan Alisa tanpa sepengetahuannya? Shock? Jelas! Masa tiba-tiba saja punya suami? > Ali & Alisa namanya, dua orang dengan karakter yang berbeda. Yang satu dingin, yang satu pecicilan. Yang satu berwibawa, ya...