Keputusan Ayah Adam

181K 13.7K 877
                                    

Seperti maling yang tertangkap basah, seperti itulah kondisi Alisa sekarang, bahkan Alisa tidak mampu memikirkan alasan apa untuk dikatakan kepada ayahnya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti maling yang tertangkap basah, seperti itulah kondisi Alisa sekarang, bahkan Alisa tidak mampu memikirkan alasan apa untuk dikatakan kepada ayahnya nanti.

Alisa melihat takut-takut ayahnya, dari sorot matanya bisa Alisa pastikan jika sang ayah tengah emosi, Alisa menunduk takut saat Ayah Adam mendekat, jantungnya berdetak tidak karuan, sungguh ini lebih menakutkan dibanding dikejar orang gila.

“Dari mana kamu Alis?” tanya Ayah Adam penuh penekanan.

“I-i-itu Yah, itu dari itu loh it—”

“Dari mana?!”

Alisa terlonjak kaget, tangannya sudah gemetaran. Walaupun dirinya bisa dibilang pembangkang, tapi tetap saja kalau Ayah Adam tengah marah, Alisa tidak bisa berkutik.

“Habis lihat balapan, Yah,” jawabnya pelan.

Alisa curi-curi pandang melihat ekspresi Ayah Adam, dalam hati Alisa terus berdoa agar amukan sang ayah segera usai.

“Apa!!"

Alisa mengelus dadanya kaget, baru kali ini Ayah Adam sampai membentak dirinya.

Mati gue, ini sih marah beneran. Batin Alisa.

“Kamu itu perempuan Alis, lihat ini jam berapa, hah?! Apa pantas jam segini baru pulang?”

Dengan polosnya Alisa melirik jam di pergelangan tangannya.

“Jam satu pagi Yah.”

Ayah Adam semakin dibuat kesal mendengar ucapan sang tuan putri, sempat-sempatnya Alisa menjawab, padahal itu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, hanya cukup kesadaran saja.

“Ayah tidak tahu lagi harus bimbing kamu bagaimana, pokoknya lusa kamu tinggal di pesantren!” putusnya tidak terbantahkan.

Alis membulatkan matanya shock, apa tadi katanya? Pesantren?

“What?! Ayah bercanda kan?” tanya Alisa, tidak percaya.

“Apa kamu lihat Ayah sedang bercanda?” tanyanya penuh intimidasi.

Alisa segera mengejar Ayah Adam yang berlalu meninggalkannya, ia menahan tangan ayahnya dengan kuat.

“Ayah, please lah jangan masukin Alis ke pesantren.” Alisa memohon dengan wajah yang sengaja dibuat memelas, berharap ayahnya dapat luluh.

“Keputusan Ayah sudah bulat, suka tidak suka kamu tetap akan Ayah kirim ke pesantren Kakek,” balasnya, final.

Seorang Alisa tinggal di pesantren? Bisa-bisa gue mati kebosanan di tempat kayak gitu. Batin Alisa memelas.

Alisa berjalan lesu, percuma saja membujuk sang ayah, apalagi sekarang Alisa benar-benar lelah, besok ia akan coba merayu ayahnya kembali, semoga saja Ayah Adam berubah pikiran.

Berbagai macam cara telah Alisa pikirkan, bagaimana kalau ia benar-benar harus tinggal di tempat yang menurutnya seperti penjara?

Lalu, bagaimana hubungannya dengan Revan?

Suami Rahasia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang