Gus Ali mendudukan Alisa di ranjang, matanya menatap Alisa intens. Perlahan, tangan Gus Ali mengusap kepala Alisa yang tertutup khimar.
"Tenangkan dirimu."
Hanya dua kata itu yang keluar, Gus Ali tidak menasehati atau bahkan membela Alisa, Gus Ali paham jika berbicara dengan orang yang tengah emosi bukanlah pilihan yang tepat, menasehati Alisa dalam keadaan seperti ini justru malah akan menimbulkan perdebatan.
Gus Ali meninggalkan Alisa sendiri, bahkan Gus Ali mengunci pintu kamar yang Alisa tempati, entah apa yang ada di pikiran Gus Ali, yang pasti hal itu sangat jauh berbeda dengan apa yang biasa orang lain lakukan.
Alisa sendiri tersentak kaget, kenapa ia malah dikurung? Orang lagi marah itu dinasehatin, dibujuk, ini kok malah dikurung?
Suami macam apa itu?!
"Gus buka, Gus!" teriak Alisa sambil menggedor-gedor pintu.
Lelah berteriak, Alisa memilih bersandar di bawah pintu, ia benar-benar emosi saat ini, hinaan orang-orang tadi seakan terus terngiang diingatan'nya, apakah ia memang seburuk itu?
Mereka pikir mereka suci? Apa hak mereka soal hidup gue?! batin Alisa.
Alisa muak, andai saja Gus Ali tidak datang, ia pasti sudah memberi pelajaran pada orang-orang tadi.
Tenangkan dirimu.
Dua kata yang Gus Ali ucapkan seakan menjadi senjata untuk menekan ego'nya, kata itu terus berulang tanpa henti.
Apakah yang dilakukan Gus Ali semacam trik psikologis?
Tanpa Alisa sadari, perlahan emosinya berkurang, tatapan'nya kini lebih tenang.
Kenapa? Kenapa dirinya selalu dipandang sebelah mata? Kenapa dirinya selalu dibanding kan?
Setiap orang memiliki sifat yang berbeda, karakter yang berbeda, lantas mengapa orang-orang suka sekali membandingkan dua orang yang jelas berbeda?
Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing, garis takdir masing-masing. Kita tidak bisa memaksa si A agar mengikuti langkah si B, arti kata "Kuat" untuk si A belum tentu sama dengan si B, karena mereka jelas memiliki batas kesabaran yang tak sama.
Jangan pernah mengatakan "Kamu harus kuat, kamu harus bertahan, lihatlah si A juga bisa melewati ujian ini, masa kamu tidak!"
Hal yang demikian justru malah akan semakin membuat orang itu terpuruk, cukup katakan "Bertahanlah, bersabarlah, saya akan tetap di samping kamu, mendukung kamu."Itulah yang kini Alisa butuhkan, Alisa hanya butuh dukungan dan pelukan, Alisa hanya butuh orang-orang ada di sampingnya, menemaninya dan melangkah bersama menuju Jannah-Nya.
Sekitar dua jam Alisa terkunci di kamar, perutnya sudah sangat lapar sekarang, setelah marah dan menangis memang tingkat kelaparan naik 2x lipat.
Ceklek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rahasia✓
RomanceBagaimana ceritanya jika sang ayah menikahkan Alisa tanpa sepengetahuannya? Shock? Jelas! Masa tiba-tiba saja punya suami? > Ali & Alisa namanya, dua orang dengan karakter yang berbeda. Yang satu dingin, yang satu pecicilan. Yang satu berwibawa, ya...