Takdir Sang Kuasa

341K 38.5K 4.6K
                                    

Seperti janjinya, Gus Ali menepati untuk mengantar Alisa ke Jakarta, tidak ada sedikit pun perbincangan di antara keduanya, Alisa tiba-tiba jadi pendiam, raut kesedihan yang mendalam masih tergambar jelas di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti janjinya, Gus Ali menepati untuk mengantar Alisa ke Jakarta, tidak ada sedikit pun perbincangan di antara keduanya, Alisa tiba-tiba jadi pendiam, raut kesedihan yang mendalam masih tergambar jelas di wajahnya.

Kini mereka tengah di pemakaman umum, Alisa menatap pusara bertuliskan Revan Aditya, satu minggu sudah Revan kembali ke yang maha kuasa, meninggalkan dirinya dan kenangan-kenangan yang sudah mereka lalui.

Alisa sangat sedih, ia merasa menjadi kekasih yang buruk, hingga kepergian Revan pun baru sekarang ia ketahui, Alisa kecewa dirinya tidak ada di samping Revan di saat-saat terakhirnya di dunia.

Alisa teringat obrolannya dengan Rizal sebelum dirinya ke pemakaman.

Flashback on.

"Revan meninggal karena kecelakaan saat balapan," ucap Rizal yang mampu membuat Alisa meneteskan air matanya kembali.

"Kenapa bisa?" tanyanya serak.

"Murni kecelakaan Al, sudah takdirnya. Revan sempat kita bawa ke rumah sakit, tapi nyawanya gak ketolong."

Alisa menangis terisak, Rizal hendak merangkul Alisa, namun tatapan tajam Gus Ali mengurungkan niatnya.

"Setelah lo ke pesantren Revan banyak berubah, dia jauh lebih baik. Revan gak pernah lagi bolos kuliah, dia gak pernah ningalin shalat, bahkan Revan juga belajar ngaji. Dia bilang dia mau terlihat pantas bersanding sama lo, Revan benar-benar perjuangin lo Al, tapi nyatanya tuhan berkehendak lain.

"Malam itu, sebelum mulai balapan Revan bilang kalo dia beruntung jadi salah satu bagian dalam hidup lo, Revan bilang kalau lo itu satu-satunya cewek yang dia cintai dan sayangi setelah nyokapnya. Ada satu hal yang bikin gue bingung waktu itu, Revan bilang kalau dia gak mungkin bisa jadi imam lo, dia yakin ada cowok lain yang bisa lebih bahagiain lo. Saat itu gue sempat marahin dia, tapi sekarang gue sadar kalo itu sebuah firasat karena dia bakalan ninggalin kita selamanya," ujar Rizal semakin membuat hati Alisa sakit.

"Revan," lirih Alisa disela tangisannya.

Rizal memberanikan diri menatap Alisa, walau tatapan Gus Ali tidak lepas darinya.

"Revan selalu ingin lo bahagia Al, kalo dia lihat lo nangis gini dia pasti sedih. Gue mohon lo jangan larut dalam kesedihan Al, demi Revan. Lo pastinya mau Revan tenang kan di sana?" tanya Rizal, Alisa mengangguk membenarkan. "Oleh karena itu lo harus tetap bahagia Al, walau tanpa Revan. Karena itu permintaan terakhirnya."

"Gue bakalan selalu ada di sisi lo Al," ujar Rizal sungguh-sungguh.

Flashback off

"Revan, kenapa Revan tinggalin Alis, kenapa ... kenapa Revan pergi? Katanya kamu janji mau temenin Alis terus, tapi ... tapi kenapa kamu malah tinggalin Alis sendiri?"

Gus Ali hanya diam, biarlah Alisa menumpahkan isi hatinya untuk saat ini, tapi dirinya berjanji jika kelak hanya ada Alisa dan Ali.

"Alis sayang Revan, makasih selama ini selalu jagain Alis, selalu lindungin Alis, selalu belain Alis, Revan salah satu orang paling berharga di hidup Alis, makasih sudah memberi warna yang indah di hidup Alis."

Suami Rahasia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang