Ngidam part 2

288K 28.2K 5.1K
                                    

Alisa tengah menyiapkan makanan untuk sarapan, sampai saat ini Alisa belum mengalami kesusahan yang berarti, Alisa masih mampu mengerjakan aktivitas sehari-hari seperti biasa walaupun dirinya tengah hamil muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alisa tengah menyiapkan makanan untuk sarapan, sampai saat ini Alisa belum mengalami kesusahan yang berarti, Alisa masih mampu mengerjakan aktivitas sehari-hari seperti biasa walaupun dirinya tengah hamil muda.

Belum ada kata mengidam dalam kamus Alisa, semuanya masih normal, justru Gus Ali yang mengalaminya, dan hal itu malah membuat Alisa kesal.

Ada saja tingkah Gus Ali yang membuat Alisa kerepotan, apalagi setelah Gus Ali mempunyai peliharaan. Setelah Gus Ali pulang kerja, ia pasti langsung melihat ayam-ayamnya, sementara istrinya selalu jadi yang terakhir.

Masa gue kalah sama ayam? Kan gak lucu kalo pelakornya anak ayam. Batin Alisa.

“Mas, ayo sarapan, istri juga harus diurus, bukan ayam terus!”

“Sebentar,” sahut Gus Ali dari luar.

“Sumpah, Alis bakal jadiin ayam goreng kalau Mas main sama mereka terus!”

Gus Ali langsung berlari menemui Alisa, jangan sampai anak-anak angkatnya berakhir mengenaskan di tangan istrinya sendiri.

“Ayam terus yang diurusin, sekalian saja nikah sana sama ayam!” gerutu Alisa.

Gus Ali malah terkekeh, ia bukan bermaksud mengabaikan Alisa, hanya saja anak-anak angkatnya sudah kelaparan, ia akan berdosa kalau membiarkan mereka mati kelaparan.

“Jangan marah-marah terus, Al,” ucap Gus Ali.

Alisa tidak menggubris ucapan Gus Ali, ia mengambil piring dan mengisinya dengan nasi goreng buatannya, wajah Alisa terlihat sangat datar, sepertinya dia tengah marah kepada suaminya.

“Tuh, makan!”

Alisa tidak peduli perbuatannya akan menyakiti hati Gus Ali, yang pasti Alisa sudah sangat jengkel, ia juga butuh perhatian, apalagi saat ini dirinya tengah hamil muda. Alisa meninggalkan Gus Ali begitu saja, ia tidak rela dirinya dikalahkan dengan seekor ayam, lebih tepatnya bukan seekor tetapi beberapa ekor.

Alisa membuka pintu kamar dengan keras, matanya berkaca-kaca dengan bahu yang bergetar. Alisa menelungkupkan wajahnya di bantal, entah mengapa ia sangat sakit hati melihat Gus Ali bermain dengan ayam-ayamnya itu.

“Masa hiks hiks, masa gue cemburu sama ayam?”

Gus Ali melihat dan mendengar apa yang Alisa ucapkan, ia bersandar di pintu menyaksikan istrinya tengah menangis terisak.

Sebenarnya Gus Ali juga tidak mengerti kenapa dirinya sangat menginginkan untuk memelihara ayam, namun ia juga merasa sangat bersalah karena tanpa sadar sudah mengacuhkan istrinya.

Suami Rahasia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang