"Kita mau kemana sih Mas?"
"Ikut saja, kamu tidak usah banyak nanya," balas Gus Ali datar, Alisa mendelik kesal, kenapa suaminya menyebalkan sekali sih?
Setelah bersiap, Alisa dan Gus Ali berpamitan dengan Umi Aisyah lebih dulu, setelah nya mereka menuju ke suatu tempat.
Alisa terus bertanya-tanya, namun ia tidak berani untuk bertanya langsung, bisa-bisa dirinya terkena semprot lagi.
Mereka sampai di sebuah perumahan, jaraknya memang tidak jauh dari pesantren, hanya sekitar lima menit saja jika menggunakan motor.
"Ini rumah siapa Mas? Jangan-jangan ini rumah selingkuhan nya Mas?" Alisa memicingkan matanya curiga.
Seketika Gus Ali beristighfar, kenapa istrinya selalu berpikir negatif?
Pletak.
Gus Ali menyentil kening Alisa, tidak ada manis-manis nya sama sekali, mereka memang pasangan yang aneh.
"Jika ini rumah selingkuhan saya, buat apa saya ajak kamu kesini? Bisa-bisa selingkuhan saya habis kamu cingcang," balas Gus Ali, sarkas.
Alisa cengengesan, bukan dicingcang lagi, tapi mungkin langsung dijadikan perkedel.
Wibawa Gus Ali benar-benar jatuh jika berhadapan dengan Alisa, yang asalnya jarang sekali bicara, kini jadi sering dibuat naik darah.
"Terus ini rumah siapa dong, Mas?"
"Ini rumah kita," jawab Gus Ali.
Alisa mengerjapkan matanya, ini sungguhan kan? Ia kira mereka akan tinggal selamanya dengan umi dan abi, mengingat Gus Ali adalah penerus pimpinan Pondok Pesantren Mintahul Huda.
"Beneran, Mas?"
"Iya, ma'af saya hanya bisa membeli rumah yang sederhana, sangat jauh bila dibanding dengan rumah orang tua kamu," ujar Gus Ali.
Gus Ali memang sudah membeli rumah ini seminggu sebelumnya, ia tidak mungkin terus tinggal di rumah orang tuanya, tinggal di rumah sendiri akan lebih nyaman walaupun hanya sebuah petak kecil.
Alisa berbinar dan mengecup singkat pipi Gus Ali, sungguh Alisa tidak pernah mempermasalahkan ke mana pun Gus Ali akan membawa, asalkan ia selalu bersama suaminya.
"Wahh, Alis seneng banget Mas, akhirnya kita punya rumah sendiri, Alis kan gak bakalan malu kalo nanti bangun kesiangan," ucap Alisa dengan santainya.
Memang Si Alis itu tidak bisa ditebak, kenapa ucapan nya jujur sekali?
"Yuk masuk," ajak Gus Ali, ia menggenggam tangan Alisa erat.
Memang bukan rumah yang mewah, bahkan hanya satu lantai, tapi rumah ini sangat nyaman, Alisa menerawang jauh membayangkan hari-hari yang akan mereka lalui, tentu akan lebih intim karena hanya berdua saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rahasia✓
RomanceBagaimana ceritanya jika sang ayah menikahkan Alisa tanpa sepengetahuannya? Shock? Jelas! Masa tiba-tiba saja punya suami? > Ali & Alisa namanya, dua orang dengan karakter yang berbeda. Yang satu dingin, yang satu pecicilan. Yang satu berwibawa, ya...