Obrolan hangat

382K 40.9K 7.1K
                                    

Gus Ali dan Alisa melihat ke arah pintu, mereka terpaku dengan wajah semerah tomat, siapa pun yang melihat pasti akan menyangka mereka tengah ciuman, padahal mah—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gus Ali dan Alisa melihat ke arah pintu, mereka terpaku dengan wajah semerah tomat, siapa pun yang melihat pasti akan menyangka mereka tengah ciuman, padahal mah—

Nasib malang semakin malang saat ternyata orang itu adalah Kiai Abdullah, bayangkan saja secanggung dan sekaget apa mereka saat ini.

"Oh, maaf Kakek ganggu, Kakek tunggu di ruang makan," ucap Kiai Abdullah, canggung.

Sepertinya Kiai Abdullah lupa, jika di kamar Alisa juga ada Gus Ali.

"A-ayo," ajar Gus Ali, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Alisa kenapa jadi malu-malu? Kenapa keduanya jadi seperti anak kucing?

Alisa dan Gus Ali berjalan beriringan tanpa ada suara sedikit pun, mereka sama-sama menunduk, entah malu karena adegan kissing yang tidak disengaja atau karena ketahuan sama pimpinan pesantren.

"Kalian kok diam mulu dari tadi? Kamu masih marah sama kita atau bagaimana Al?" tanya Gus Haikal, heran.

Alisa menggeleng tanpa suara, kejadian tadi terus terbayang dipikiran nya.

Hadeuh, kenapa harus Kakek sih yang lihat?_batin Alisa.

Astaghfirullah, astaghfirullah_batin Gus Ali terus beristighfar.

"Jadi Nak, kamu memang sudah menikah sah secara agama dengan Ali, semua atas persetujuan ayah mu sebagi wali, kami sengaja merahasiakan ini karena kamu pasti akan menolak. Tapi Alis harus tahu, jika Kakek dan Ayah melakukan ini demi kebaikan kamu sendiri, kami berharap Ali bisa membimbing kamu menjadi muslimah yang sesungguhnya," ujar Kiai Abdullah menjelaskan inti masalahnya.

Memang pernikahan itu baru dilakukan secara agama, karena jika diresmikan secara negara tentu saja Alisa harus ada saat itu, untuk buku nikah dan berkas-berkas lainnya membutuh kan tanda tangan kedua belah pihak. Rencananya, minggu ini Gus Ali akan mengurusnya untuk meresmikan pernikahan mereka secara negara.

"Sekarang, apa kamu menerima pernikahan ini?" tanya Kiai Abdullah memastikan.

"Ya pastilah Kakek, Alis kan memang cinta sama Gus Ali," jawab Alisa asal jeplak seperti biasa.

Semua yang kini ada di ruang keluarga tertawa mendengar jawaban Alisa yang terkesan sangat jujur, setelah tersadar Alisa menggeplak keningnya sendiri, lagi-lagi keceplosan, mana di depan keluarganya lagi, hadeuh.

Nih mulut napa gak bisa direm, sih? Kena kutukan sih kayanya. Batin Alisa merutuki.

"Ekhem, pahit di awal manis di akhir yah Mas," ujar Gus Haikal menggoda Gus Ali.

Suami Rahasia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang