Alisa tidak berhenti tersenyum, entah mengapa hatinya begitu bahagia saat Gus Ali mengatakan hal demikian, tapi Alisa tidak berpikir itu sebuah pengakuan jika Gus Ali adalah suaminya, otak Alisa tidak pernah sampai.
Tadi, Gus Ali lagi-lagi langsung meninggalkan Alisa, sebenarnya apalagi yang ditunggu Gus Ali? Kenapa dia belum jujur juga? Apakah Gus Ali ingin Alisa benar-benar mencintainya dulu?
“Gue gak salah dengar, kan? Gus Ali mau jadi suami gue?” ucap Alisa, kegirangan.
Beberapa kali Alisa meyakinkan dirinya, Alisa juga tidak mengerti kenapa ia bisa begitu bahagia mengenai hal itu, sepertinya ia memang sudah benar-benar jatuh cinta dengan Gus Ali. Gus Ali memang dingin dan datar, namun ternyata aslinya penuh perhatian, dan hal itu membuat hati Alisa tidak sanggup menolak.
Revan maafkan Alis, sepertinya hati Alis memang sudah menemukan pemiliknya. Batin Alisa.
Alisa masuk ke kamarnya, teman-temannya sampai terheran-heran melihat Alisa tidak seperti biasa, apakah Alisa kerasukan jin tomang?
“Alis, kamu ndak kenapa-napa kan?” tanya Zara.
Alisa lagi-lagi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
“Ahh, gue bisa diabetes ini mah,” pekik Alisa, ia sudah seperti orang gila saja.
“Alis, kamu sehat?” tanya Fahira, ia menempelkan tangannya di kening Alisa.
“Gue kayaknya beneran diabetes. Kenapa Gus Ali manis banget sih?” Alisa memegang kedua pipinya, pikirannya berkelana entah ke mana, ia bahkan tidal sadar dengan keberadaan teman-temannya.
Zara, Fahira, dan Mia sampai melongo, ini sih namanya Si Alis terkena sindrom merah jambu.
Apa tadi katanya? Gus Ali? Ternyata tebakan mereka benar, Alisa pasti terpikat juga dengan pesona Gus Ali.
“Astagfirullah Al, kirain kenapa. Rupanya sedang jatuh cinta nih, yah?” goda Fahira, seketika hal itu membuat Alisa tersadar.
“Eh, emm i-i-itu anu.”
“Itu kenapa, hayo?” goda Zara.
“Ya, gitu deh. Ahh kalian mah,” rengek Alisa menutup wajahnya malu.
Ternyata seorang Alisa juga bisa menggemaskan.
“Tuh kan bener, ciee yang jatuh cinta sama Gus Ali,” sahut Fahira.
Alisa hanya mengendikan bahunya, ia kembali mesem-mesem tidak jelas.
“Tapi saingan kamu berat loh Al, ah bukan hanya kamu sih, tapi semua santriah yang ngefans sama Gus Ali,” ujar Mia, membuat Alisa mengernyitkan keningnya.
“Maksudnya?”
“Maksudnya saingan kamu yang juga ngefans sama Gus Ali itu bukan orang biasa, sudah jadi rahasia umum di kalangan santriah jika Ustazah Syifa menyukai Gus Ali,” jelas Mia, membuat Alisa seketika terenyak.
Alisa memang sudah menduganya, tatapan Ustazah Syifa pada Gus Ali waktu itu tidak bisa berbohong, bahwa dia menyimpan rasa kagum dan mungkin cinta pada Gus Ali.
“Kita tahu sendirilah Ustazah Syifa gimana, cantik iya, sholehah bukan lagi, pintar pakek banget, pokoknya paket lengkap, memang cocok sih sama Gus Ali, bisa mengimbangi beliau yang seorang gus. Jauh banget sama kita-kita yang cuma remahan rengginang, makanya kita gak mengharapkan lebih, nanti jatuhnya sakit.”
Alisa seketika memelas, benar kata Mia, dirinya bukan apa-apa jika dibanding Ustazah Syifa. Apa sih yang bisa di harapkan dari seorang Alisa? Yang ada dirinya cuma membuat Gus Ali malu. Ya, walaupun Gus Ali sendiri yang mengatakan dia mau menjadi suaminya, tapi Alisa masih sadar diri, bahkan tidak ada satu pun hal yang bisa dibanggakan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rahasia✓
RomanceBagaimana ceritanya jika sang ayah menikahkan Alisa tanpa sepengetahuannya? Shock? Jelas! Masa tiba-tiba saja punya suami? > Ali & Alisa namanya, dua orang dengan karakter yang berbeda. Yang satu dingin, yang satu pecicilan. Yang satu berwibawa, ya...