Huwekk huwekk.
Gus Ali kembali memuntahkan isi perutnya, Alisa dengan sabar memijat pelan tengkuk suaminya.
“Mas kenapa sih? Ke dokter aja yuk?”
Gus Ali menyandarkan tubuhnya di wastafel, ia memejamkan matanya dan memijat pelan keningnya.
“Jangan pakai parfum itu Al, Mas mual nyiumnya.”
Alisa menganga tidak percaya. “Kok mual, sih? Itu kan parfum dari Mas Ali!”
“Buang saja!”
“What?!”
Alisa sungguh tidak tahan lagi, tolong siapa pun bantu dirinya untuk menghadapi tingkah Gus Ali.
“Mas, jangan aneh-an—”
Huwekk huwekk.
Gus Ali kembali muntah, sepertinya Alisa memang harus segera membawa suaminya ke dokter, jika perlu ke dokter jiwa sekalian.
“Pergi Al, sekalian buang sama baju yang kamu pakai, Mas tidak kuat.”
“Astagfirullah!” decak Alisa, kesal.
Alisa akhirnya keluar, pagi-pagi suaminya sudah membuat keributan saja, Alisa segera mengganti pakaiannya, ia tidak mau terkena omelan lagi, omelan Gus Ali lebih menyeramkan dibanding orang cerewet sekali pun.
Gus Ali kembali dengan wajah kusutnya, tubuhnya benar-benar lemas, ia juga tidak mengerti kenapa dirinya menjadi lebih sensitif.
Tiba-tiba wajah Gus Ali berbinar melihat istrinya sudah berganti pakaian, ia segera memeluk Alisa dari belakang dan menghirup aroma tubuhnya.
“Nah, sekarang jauh lebih baik, aroma tubuh kamu jauh lebih wangi tanpa memakai apa pun.”
“Alah, bilang saja biar irit, iya kan?” sahut Alisa mencebik kesal.
“Tidak Sayang, Mas memang lebih suka kamu yang seperti ini,” sahut Gus Ali, ia menyimpan dagunya di pundak Alisa.
Alisa mengernyit heran, suaminya masih waras, kan? Kenapa Gus Ali menjadi sangat romantis? Sungguh, ini bukan Gus Ali yang Alisa kenal.
“Mas, kamu masih waras, kan?”
Gus Ali langsung melepaskan pelukannya, ia kemudian duduk di ranjang dengan wajah datarnya.
Merajuk, kah? Batin Alisa.
“Alisa.”
“Iya Mas.”
“Panggil Sayang dong, Alisa! Sama suami kok tidak ada romantis-romantisnya!”
Alisa membelalakkan matanya, apakah Gus Ali tidak salah bilang? Yang tidak romantis kan dia, bukan dirinya.
“Iya, Mas Ali sayang, ada apa?” tanya Alisa setengah dongkol.
“Sini duduk di samping Mas.”
Alisa menurut saja, percuma berdebat dengan Gus Ali, bisa-bisa kesabarannya habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rahasia✓
RomanceBagaimana ceritanya jika sang ayah menikahkan Alisa tanpa sepengetahuannya? Shock? Jelas! Masa tiba-tiba saja punya suami? > Ali & Alisa namanya, dua orang dengan karakter yang berbeda. Yang satu dingin, yang satu pecicilan. Yang satu berwibawa, ya...