"Telpon dari siapa?" pertanyaan Sebastian tidak langsung dijawabnya karena dia masih heran dengan maksud Evan tadi. Akhir-akhir ini laki-laki itu semakin seenaknya saja.
"Oh, dari Mrs Gloria, dia memerlukan beberapa data," kata Eva berbohong pada Sebastian.
Eva bersyukur selama perjalanannya, Sebastian tidak banyak mengajaknya berbicara sehingga dia bisa fokus dengan dokumen yang diberikan Mr. Kim tadi. Sebastian sepertinya tipe laki-laki dingin.
Kurang lebih jam tiga sore Eva dan Sebastian selesai dengan pertemuan mereka dengan klien. Eva pun mengirimkan text pada Evan.
Kami sudah selesai. Apa aku benar-benar harus menunggumu? Aku bisa menemuimu di kantor kalau ada yang perlu kau bicarakan. Sebastian juga harus kembali ke kantor.
Eva mengirimkan pesan tadi setelah mereka semua bersalaman dan dia dan Sebastian berjalan ke lobby perkantoran Shining Empire Co.
Tidak lama, ada pesan masuk ke ponsel Eva.
Tunggu aku di salah satu kafe di seberang kantor Shining Empire. Aku akan tiba disana kurang dari dua puluh menit.
Eva memutar matanya tidak percaya bahwa Eva benar-benar datang menemuinya.
"kau mau tunnggu disini? Aku akan mengambil mobil dulu," kata Sebastian membawanya pada keadaan sekarang.
"Sebastian, aku akan pulang sendiri. Temanku mengajakku bertemu. Maafkan aku ya," kata Eva dengan sangat menyesal membiarkan Sebastian berkendara sendiri dengan perjalanan mobil satu setengah jam.
"Tentu saja, tidak masalah. Terima kasih banyak ya buat semuanya tadi. Kau pintar juga ternyata," kata Sebastian sambil membelai rambut Eva. Eva sontak mundur kebelakang karena kaget dengan kontak fisik yang dilakukan Sebastian.
"Oh maaf, aku terbiasa melakukan itu. Jangan khawatir, aku tidak bermaksud apa-apa," jelas Sebastian sedikit kaget dengan reaksi Eva. Eva hanya tersenyum sambil mengangguk pelan.
Dia menatap kearah seberang dan mendapati banyak café berjejer disana. Tanpa berkata apa-apa lagi, Eva melambaikan tangan pada Sebastian dan melangkah menuju salah satu kafe yang dilihatnya.
Baru saja Eva memesan dan pelayan meninggalkannya untuk menyiapkan pesanannya, gadis itu melihat Evan di pintu masuk. Nafas Eva tertahan saat melihat sosok Evan didepan pintu masuk.
Pria itu seakan memiliki cahayanya sendiri yang dia bawa kemana-mana. Dengan setelan jas warna abu-abu dan rambut rapi yang di wax ke belakang, Evan menyisir café dan tersenyum saat matanya menemukan Eva yang juga sedang menatapnya.
Saat Evan duduk, pelayan datang dan menaruh pesanan Eva di meja. Pelayan tadi pun dengan kikuk dan senyum yang dibuat-buat menawarkan pesanan pada Evan. Namun sayangnya bagi pelayan itu karena bahkan tanpa menoleh padanya, Evan hanya melambaikan tangannya tanda dia tidak ingin memesan apa-apa.
"Hei ..." protes Eva saat Evan menyeruput lattenya tanpa permisi.
"Aku hanya penasaran dengan minuman yang kau pesan. Apa kau suka coffee latte?" tanya Evan ringan.
Eva tidak menjawab hanya menatapnya dengan heran.
"Apa semuanya baik-baik saja? Ada apa mencariku?" tanya Eva dengan nada cemas.
"Semuanya baik. Sangat baik."
"Lantas, ada apa mencariku?"
"Aku tidak mau kau berlama-lama dengan Sebastian. Toh aku juga tidak bisa berkonsentrasi jika aku memikirkannya. Jadi ... here I am," kata Evan sambil mengerling nakal pada Eva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eva(N) - Eva Belongs to Evan [COMPLETED]
ChickLitEva Anderson adalah hal terakhir yang Ibunya bicarakan dengan hebohnya pada Evan. Ya, nama Eva-lah yang dibicarakan Ibunya saat Ibunya melihat gadis itu di depan pagar sekolah. Dan itu adalah hari terakhir dia bisa bertemu Ibunya karena sesaat setel...