Baru juga sehari, sosial media Evan sudah dibanjiri banyak pengikut. Sebenarnya pria itu tidak terlalu ambil pusing tapi William yang pagi-pagi sudah menelponnya dengan heboh.
"Astaga, instagrammu sudah banyak pengikut. Aku saja yang sudah punya akun selama dua tahun tidak memiliki pengikut sebanyak dirimu. Cek ponselmu sekarang," kata William bersemangat.
Evan yang baru bangun tidur hanya mengerjap tidak terlalu peduli. Dia pun bangkit setelah menutup telpon William tapi bukan untuk mengecek sosial medianya seperti yang Wiliam minta. Dia menuju kamar mandi hendak bersiap-siap karena dia dan Ayahnya akan bertemu dengan keluarga Clara hari ini.
Pukul setengah sepuluh Evan sudah sampai dirumahnya dan Ayahnya Tony sudah siap.
"Ayo kita berangkat sekarang, sebaiknya kita datang sebelum mereka," tegas Tony dan Evan pun setuju. Evan meninggalkan mobilnya disana dan ikut dengan supir di dalam mobil Ayahnya.
Sekitar dua puluh menit kemudian keduanya sampai di sebuah restoran yang cukup sepi karena tidak sembarang orang bisa masuk kesini. Evan dan Tony menuju lantai tiga restoran tersebut. Di lantai tiga tersebut ada sebuah ruangan yang memang dikhususkan untuk menjamu pengunjung tanpa ada gangguan sedikit pun. Memiliki lebih privasi, dan memastikan tidak ada yang tahu tentang kunjungan mereka. Evan harus yakin tidak akan ada lagi wartawan yang seenaknya mengambil foto dirinya.
Tony Phillips memesankan makanan untuk mereka dan Evan menurut saja karena sejujurnya dia tidak ingin berlama-lama dengan keluarga Ferguson, terutama Clara. Tony memesan beberapa menu makanan dan pelayan pun meninggalkan mereka.
Tidak lama kemudian, Richard, Diana, dan Clara Ferguson datang. Semuanya saling berjabat tangan dengan singkat. Tony dan Richard membuka perbincangan tentang beberapa perusahaan besar baru yang bisa mereka ajak kerjasama.
Diana Ferguson berdeham saat Tony dan Richard nampak semakin mulai asik dengan perbincangan bisnis mereka.
"Oh, baiklah, sepertinya istriku ingin langsung ke pokok permasalahannya. Jadi sepertinya aku mengerti maksud kalian mengajak kami kesini," kata Richard.
"Sebaiknya anakku yang bicara," kata Tony sambil menepuk pundak Evan.
"Mr Richard, Mrs Diana," kata Evan sengaja tidak menyapa Clara karena pria itu sudah benar-benar muak dengannya. "Seperti yang kalian tahu, aku sudah pernah menyampaikan sebelumnya bahwa aku dan putri Anda sama sekali dan tidak pernah sekalipun memiliki hubungan seperti yang banyak diberitakan saat ini."
"Aku sudah memiliki gadis yang sudah lama kucintai dan aku ingin menikahinya," lanjut Evan.
"Maksudmu Eva??!!! Astaga Mom, Dad, kalau saja kau lihat dia. Gadis itu benar-benar dari kalangan bawah dan tidak berkelas. Ibunya saja single parent entah kemana Ayahnya!!" teriak Clara penuh emosi.
"Mr Tony apakah kau bahkan tahu siapa Eva?? Anda pun pasti akan sangat keberatan jika Anda tahu siapa dia!" tambah Clara.
"Aku sudah tahu dia sayang, karenanya aku duduk disamping anakku sekarang ini," kata Tony lembut.
"Clara, hentikan dan biarkan Evan berbicara!" tegas Richard. Saat Clara hendak bersuara lagi, gadis itu mengurungkan niatnya setelah mendapat tatapan tajam dari Ayahnya.
Evan berusaha mengontrol emosinya dengan mengepalkan tangannya. Kalau saja yang dia hadapi bukan wanita, mungkin tinjunya sudah dia layangkan pada Clara karena berani menghina Eva. Tapi Evan memutuskan untuk menahan emosinya, sama sekali tidak terpancing dan tidak melihat kearah Clara sekalipun.
Dia ingin ini pertemuan terakhir antara dua keluarga ini, diluar masalah bisnis, karena itu Evan akan menyelesaikannya sesuai rencana hari ini.
"Lantas kenapa kau mencium putri kami dengan mulut kotormu?" tanya Diana pelan namun sangat tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eva(N) - Eva Belongs to Evan [COMPLETED]
ChickLitEva Anderson adalah hal terakhir yang Ibunya bicarakan dengan hebohnya pada Evan. Ya, nama Eva-lah yang dibicarakan Ibunya saat Ibunya melihat gadis itu di depan pagar sekolah. Dan itu adalah hari terakhir dia bisa bertemu Ibunya karena sesaat setel...