Part 56 - Pulang Bersama

5.2K 453 11
                                    

Sudah hampir sebulan semenjak Evan menarik semua berkas yang berhubungan dengan Sebastian di kantor polisi agar pria itu bisa segera keluar dari jeruji besi. Baik Evan dan Eva masih menolak untuk menemui Clara yang beberapa kali meminta untuk bertemu dengan salah satu dari mereka.

"Apa dia menghubungimu lagi?" Tanya Evan di suatu malam saat keduanya pulang kerja dan menikmati pemandangan kota dari balkon apartemen Evan.

"Ya, dia mengirimkan pesan. Dengan kata-kata yang hampir sama. Mengatakan dia minta maaf dan berterima kasih. Berharap bisa bertemu denganku. Aku belum bisa," jelas Eva.

Selama sebulan itu segala berjalan dengan cukup lancar. Mereka masih berangkat ke kantor bersama dan beruntung tidak ada yang tahu tentang hubungan mereka karena mereka turun di tempat parkir VIP dan Evan sudah tidak pernah lagi tiba-tiba mendatanginya di ruangan atau di cafetaria saat makan siang.

Evan mengatakan bahwa dia sangat sibuk dan kemungkinan harus ke Australia lagi selama sebulan.

Hari ini Eva pulang sendiri setelah menegaskan pada Evan bahwa dia naik taxi bukannya bus. Selama beberapa hari pun mereka sudah jarang pulang bersama karena kesibukan Evan. Evan juga cukup sering ke penthousenya karena masih banyak file yang tidak dia bawa ke apartemen dan dia tinggalkan disana. Tapi pria itu masih setia mengantar Eva ke kantor.

Itu pun selama di mobil dalam perjalanan mereka, Evan lebih banyak berbicara pada ponselnya. Setelah sampai di kantor, Evan akan selalu minta maaf karena memgacuhkannya. Tentu saja Eva tidak bisa mengeluh karena itu untuk pekerjaan.

*

"Kali ini biarkan Cassie yang menemaniku. Seharusnya dia sudah siap," kata Evan pada William.

"Oke. Erica pasti senang mendengarnya," kata William sambil memainkan kursi putar di depan Evan.

"Memangnya kenapa?" tanya Evan heran.

"Dia kan sedang merencanakan pernikahannya."

"Oh," jawab Evan singkat.

Namun kemudian Evan berhenti membaca berkas yang ada didepannya. Evan membayangkan melakukan hal yang sama dengan Eva. Dari memilih gedung pernikahan, gaun pernikahan, hingga souvenir yang akan mereka berdua sukai. Evan tidak bisa berhenti tersenyum saat membayangkan hal-hal indah itu dengan Eva.

"Kau tidak apa-apa?" tanya William yang menyadari Evan dan pikirannya sudah terbang entah kemana.

"Aku ingin segera menikahinya," kata Evan sambil menerawang.

"Astaga mulai lagi. Kapan kau akan melamarnya?"

"Segera setelah aku menyelesaikan semuanya di Sydney."

"Ya, berdoa saja tidak ada yang melakukannya lebih dulu. Kau tahu kan Eva memiliki cukup banyak penggemar. Termasuk aku," kekeh William berusaha menggoda Evan. Namun sayangnya candaannya membuahkan sebuah bolpoint mendarat di dahinya.

William melotot kaget sambil menahan sakit, "Astaga ini kekerasan dalam lingkungan kerja. Lagipula jangan melakukannya dengan bolpoint ini. Kau sendiri yang bilang bolpoint ini sangat mahal dan juga edisi terbatas."

"Sana pergi! Masih banyak yang harus aku baca!" sentak Evan pada William.

William yang hanya tertawa karena Evan tidak bisa menganggapi godaannya dengan santai berjalan ke arah pintu dan kembali keruangannya sendiri.

*

Hari ini kita pulang bersama.

Eva membaca pesan singkat Evan dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dia pun berjalan ke lift dan berhenti di parkir VIP. Eva bisa melihat mobil Evan namun pria itu masih belum datang. Eva pun memutuskan untuk menunggu.

Eva(N) - Eva Belongs to Evan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang