Eva bersyukur hari itu dia tidak perlu melihat Evan dikantor karena ingat akan kata-kata Evan saat dia meyakinkan Clara untuk segera pergi dari apartemennya kemarin bahwa dia harus ke Paris keesokan harinya dan itu adalah hari ini.
Setelah menyapa seluruh staff pembelian yang telah datang sebelum dia, Eva menyalakan komputer dan kembali berkutat pada pekerjaannya. Bekerja membuatnya melupakan hal-hal yang pribadi. Dia bisa lebih fokus dan yang terpenting dia harus menghentikan otaknya untuk memutar ulang kejadian ciuman kemarin.
Jam 6 sore Sarah menelponnya untuk memberitahu bahwa dia sudah tiba di restoran yang sudah dia pilih untuk janji temunya dengan Eva. Sebagai pecinta pasta, Sarah kembali memilih Italian food restaurant dan Eva sama sekali tidak keberatan karena dia juga menyukainya.
Restoran yang cukup dekat dengan Central park tersebut terkesan lebih nyaman dari restoran mahal yang beberapa kali dia dan Sarah kunjungi. Dengan kursi warna merah, dengan desain seperti tempat duduk di kereta api dan beberapa pelayan mengenakan warna seragam yang senada.
Saat Eva masuk ke dalam restaurant, dia bisa melihat beberapa orang disana mencuri pandang pada Sarah. Sarah yang malam itu mengenakan dress berwarna royal blue dan rambutnya yang tergerai indah walaupun dia harus menghabiskan waktu hampir satu jam untuk membuatnya terlihat indah memang terlihat sangat cantik.
Eva langsung duduk di kursi yang berada di depan Sarah dan dia bisa melihat Sarah masih belum memesan apa-apa, membuatnya ragu apakah tatapan tajam itu ditujukan untuk dirinya atau hanya karena dia sedang lapar.
"Kau belum memesan apa-apa?" tanya Eva sambil melepas scraf abu-abunya. Sarah menggeleng pelan sebelum akhirnya memanggil pelayan dan memesankan untuk mereka berdua. Karena sudah bersahabat cukup lama, baik Sarah maupun Eva sudah hapal betul menu favorit masing-masing.
"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Sarah langsung saat pelayan sudah meninggalkan meja mereka setelah mencatat pesanan.
"Well I'm not really sure myself. Bisa jadi apa yang terjadi kemarin bukanlah apa-apa. Saat aku tersadar aku langsung meninggalkannya dan hari ini aku tidak bertemu dengannya. Mungkin dia akan minta maaf saat kita bertemu nanti," jawab Eva santai namun hatinya sedikit sakit saat mengatakan kalimat yang terakhir.
"Dan kenapa kau membalas ciumannya?" tanya Sarah lagi sambil mengibaskan rambut panjangnya kebelakang.
Eva menutup mukanya dengan kedua telapak tangan membuat erangannya teredam. "Aku juga tidak tahu dan percayalah aku berharap aku tidak melakukannya. I don't know, I really don't know."
"You told me many times that you've already done with him," kata Sarah sambil mengerutkan dahinya.
"Well maybe some tiny part of me still misses him. Entahlah Sarah. But trust me I'm not expecting anything. Bukankah orang sekarang sering berciuman dengan orang yang baru mereka kenal? Let's consider it that way," kata Eva mencoba meyakinkan Sarah. Eva sendiri juga yakin bahwa dengan apa yang terjadi di Singapura, dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dia masih mencintai Evan namun disaat yang sama, ironisnya dia juga tersadar bahwa sudah benar-benar waktu yang tepat untuknya untuk melupakan Evan dan segala kenangan manis bersamanya.
"Are convincing me or yourself?"
Eva terdiam mendengar pertanyaan Sarah. Sudah ratusan kali memang dia meyakinkan Sarah bahwa dia tidak lagi memiliki perasaan terhadap Evan, pria yang ternyata masih tersimpan special didalam hatinya.
Tidak mendengar jawaban apapun dari Eva, Sarah kembali bertanya, "And why keep rejecting Bryan's invitation?"
Eva hanya terbelalak kaget mendengar pertanyaan dari Sarah. Memang 2 kali ini Eva menolak ajakan makan Bryan namun yang membuat dia kecewa adalah bagaimana Sarah mengetahui hal ini. Menyadari perubahan ekspresi pada Eva, Sarah cepat-cepat meralat, "Bukan Bryan yang dengan sengaja menceritakan penolakanmu pada Dave, tapi Dave yang bertanya duluan. Bryan is such a sweet person. I've told you many times that you should give him a chance."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eva(N) - Eva Belongs to Evan [COMPLETED]
Chick-LitEva Anderson adalah hal terakhir yang Ibunya bicarakan dengan hebohnya pada Evan. Ya, nama Eva-lah yang dibicarakan Ibunya saat Ibunya melihat gadis itu di depan pagar sekolah. Dan itu adalah hari terakhir dia bisa bertemu Ibunya karena sesaat setel...