Eva meregangkan badannya saat cahaya pagi masuk ke jendelanya. Pagi ini lebih hangat daripada biasanya. Semalam setelah mengajaknya makan malam, Evan mengantarnya sampai ke apartemen dan dia bergegas pergi karena ada pekerjaan yang harus dia urus.
Eva pun semalam tidak mengirim pesan atau menelponnya karena tahu Evan pasti sedang sibuk. Dengan rasa kantuk yang masih bergelayut, Eva memaksakan dirinya untuk beranjak ke kamar mandi.
Sesampainya di kantor, Mrs. Gloria sudah menunggunya dengan senyum yang lebar. Eva masih menerka-nerka maksud dari senyum itu. Apakah ada gossip baru? Dan jika iya, Eva berdoa gossip apapun itu tidak melibatkan dirinya. Atau senyum yang biasa dia berikan saat menumpuk pekerjaan kepada Eva.
"Pagi Mrs Gloria," sapa Eva kemudian meletakkan tasnya dan mulai menyalakan komputernya.
"Eva, bisakah kamu membantuku mengerjakan ini? Seharian ini Mr Kim menyuruhku ke beberapa tempat klien kita dan tugas-tugas ini harus sudah selesai besok. Jadi ... kalau kau yang mengerjakan aku yakin kau bisa menyelesaikannya secepat kilat," puji Mrs Gloria yang malah membuat Eva lemas mendengarnya.
"Ya, tidak masalah Mrs Gloria. I'll see what I can do. Aku selesaikan dulu tugasku ini," kata Eva sambil menunjuk tumpukan dokumennya sendiri yang tidak kalah tebal dengan tumpukan yang baru saja diberikan Mrs Gloria.
"Kau memang yang terbaik Eva," goda Mrs Gloria sambil mencium pipi Eva.
Seharian itu Eva benar-benar tidak bisa beristirahat sedikit pun. Bahkan untuk makan siangpun dia hanya membeli cheese burger dan milkshake yang dia makan di meja kerjanya. Saat jam menjelang pulang, satu per satu temannya mulai berpamitan tapi Eva sendiri masih fokus dengan pekerjaannya.
"Eva, apa kau belum selesai? Jangan pulang terlalu malam. Aku duluan ya," Eva mendongak dan melihat Mr Kim berdiri didepan mejanya. Dia menoleh ke sekitar ruangan pembelian dan menyadari hanya dirinya dan Mr Kim saat itu. Saat itu sudah jam stengah delapan malam.
"Ya Mr Kim, hati-hati di jalan," kata Eva tersadar bahwa bosnya masih menunggu jawabannya sebelum benar-benar beranjak.
Jam mulai menunjukkan pukul setengah sepuluh malam saat Eva merasa sangat lapar. Dia melihat ponsel yang sedang dia isi baterainya. Tinggal sedikit lagi, pikirnya. Sayang kalau dia pulang sekarang.
Eva pun memutuskan untuk menahan sedikit lagi rasa laparnya.
Gadis itu tersontak kaget saat ponselnya tiba-tiba berbunyi dan dia cepat-cepat menerimanya.
"I miss you ...," kata Evan diseberang sana. "Apa kau sudah bersiap tidur?"
Eva menimbang-nimbang akan menjawab apa, "hhmmm ... belum."
"Apa yang kau lakukan sekarang? Menonton tv? Membaca buku?"
"Bagaimana pekerjaanmu Evan?" tanya Eva mengalihkan pembicaraan dari dirinya ke Evan.
"Ya semuanya lancar dan berjalan lebih baik dari yang kuperkirakan. Paling tidak aku bisa beristirahat selama dua hari kedepan. Tapi aku tetap harus pergi ke kantor. Eva, tunggu."
Tiba-tiba Evan menutup telponnya dan sedetik kemudian Evan mengubah panggilan telponnya menjadi panggilan video. Eva pun mengangkatnya. Evan terlihat sudah memakai kaos dan duduk dengan santai di tempat tidurnya. Namun laki-laki itu langsung berdiri saat melihat Eva.
"Kau masih dikantor?" tanya Evan dengan raut wajah cemas.
"Sebentar lagi aku selesai dan segera pulang, jangan kahwatir."
"Jangan kemana-kemana. Tunggu aku. Walaupun kau sudah selesai tunggu sampai aku datang." Dan Evan pun dengan segera menutup telponnya.
Ini dia yang tidak disukai Eva. Evan tidak akan ragu untuk langsung menemuinya saat tahu dia masih ada di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eva(N) - Eva Belongs to Evan [COMPLETED]
ChickLitEva Anderson adalah hal terakhir yang Ibunya bicarakan dengan hebohnya pada Evan. Ya, nama Eva-lah yang dibicarakan Ibunya saat Ibunya melihat gadis itu di depan pagar sekolah. Dan itu adalah hari terakhir dia bisa bertemu Ibunya karena sesaat setel...