"Berjanjilah padaku kau tidak akan sering sering lembur. Oh astaga.... Kau seharusnya tidak harus mengerjakan semua tugas seniormu, siapa namanya? Mrs .... Mrs Gloria? walaupun statusmu sekarang masih magang," oceh Sarah sambil mengepak pakaian yang harus dia bawa ke dalam koper untuk 2 minggu shownya di Jepang.
Sarah adalah model dengan jam terbang yang cukup tinggi. Tidak jarang dia harus meninggalkan teman sekamarnya di apartemen yang mereka sewa berdua karena pekerjaannya sebagai model dari berbagai perancang busana ternama mengharuskannya untuk terbang ke berbagai kota dan negara.
"Kau tahu ... kau lebih cerewet dari Ibuku sendiri. Ibuku saja tidak mencemaskan diriku melebihimu," bantah Eva yang telinganya mulai terasa panas mendengar ceramah sahabatnya.
"Karena Ibumu merasa tidak ada yang salah dengan hidupmu. Ibumu menilaimu sebagai anak yang baik, pintar dan sekarang bekerja di perusahaan yang besar. Dan, tentu saja ada aku disampingmu," lanjut Sarah ada nada putus asa di suaranya.
Eva tahu persis apa yang akan dikatakan temannya itu selanjutnya. Karena itu, Eva memilih beranjak dari posisi duduknya yang nyaman di atas tempat tidur Sarah dan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas orange juice di lemari es walaupun hal itu sama sekali tidak menghalau suara sahabatnya dari pendengaran Eva karena tentu saja jarak dapur dan kamar mereka tidak begitu jauh.
"Kau harus mulai melupakan dia. Lihat usia kita. Kau harus mulai berpikir untuk berhubungan serius dengan seseorang. Aku akan menikah akhir tahun ini. Jangan menyuruhku untuk menjagamu selamanya," lanjut Sarah dengan nada yang cukup serius.
"Astaga .... Aku sudah mulai hafal dengan omelanmu ini. Pertama, aku bukannya belum berhubungan dengan seseorang karena dia. Itu sudah berabad-abad yang lalu, aku sudah tidak lagi mengingatnya. Hanya kejadian pendek dalam hidup lampauku. Dan kedua nona cantik, aku tidak pernah memintamu untuk menjagaku," jawab Eva sambil melotot ke arah sahabat yang sudah dia kenal sejak di bangku SMA.
Sarah yang masih punya waktu sebelum Dave tunangannya menjemput di apartemen mereka merasa masih perlu melanjutkan omelannya.
"Kau tahu, aku tidak percaya dengan yang pertama. Dan untuk yang kedua ... astaga aku tahu kau tidak pernah memintaku menjagamu karena itulah aku lebih khawatir kepadamu. Aku tahu betul kau akan lebih memilih sendirian dan berkutat dengan masalahmu sendiri daripada merepotkan orang lain," lanjut Sarah. Kali ini dia selesai mengepak dan menutup resleting kopernya sebelum meletakkan koper hijau metallic besar yang selalu menemaninya saat dia harus show di luar kota maupun luar negeri itu di dekat pintu kamar.
Saat Sarah hendak melanjutkan, ia terpaksa berhenti karena bel pintu berbunyi. Eva tidak melewatkan kesempatan tersebut dan langsung menghambur ke arah pintu secepat kilat. Sekilas dia melihat Dave di layar monitor kecil di samping pintu kamar apartemennya dan dengan segera membuka pintu dan mempersilahkan Dave masuk.
"Oh Dave, kau menyelamatkanku," kata Eva tersenyum lebar sambil memberi tanda Dave untuk masuk.
"Menyelamatkanmu dari apa memangnya?" Tanya Dave tanpa melepas melepas mantel hitam yang dia pakai, tidak seperti biasa yang selalu dia lakukan saat mengunjungi apartemen mereka.
"Dari tunanganmu tentu saja," jawab Eva sedikit berbisik sebelum melemparkan dirinya sendiri dengan lega ke sofa. Sarah yang saat itu keluar dari kamarnya memberengut melihat wajah Eva.
"Kau yakin mau menikahinya Dave? Apa kau tahu Sarah cerewet sekali?" goda Eva. "Dia tidak berhenti mencemaskan diriku walaupun hidupku baik-baik saja"
"Oh benarkah? Kau tahu .. kadang kau membuatku cemburu Eva. Anehkan bukannya cemburu ke pria lain tapi aku malah harus cemburu karenamu," jawab Dave sambil melirik nakal kearah Sarah yang sekarang sudah siap dengan mantel, tas bahu dan kopernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eva(N) - Eva Belongs to Evan [COMPLETED]
Literatura FemininaEva Anderson adalah hal terakhir yang Ibunya bicarakan dengan hebohnya pada Evan. Ya, nama Eva-lah yang dibicarakan Ibunya saat Ibunya melihat gadis itu di depan pagar sekolah. Dan itu adalah hari terakhir dia bisa bertemu Ibunya karena sesaat setel...